PASER, Gerbangkaltim.com – Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar, berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri, tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan,” tegas menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makariem.

Untuk itu perlu menebarkan pembelajaran aktif dan budaya baca di kalangan guru dan kepala sekolah. Pelatihan praktik baik pembelajaran aktif dan budaya baca tingkat SMP dilaksanakan di Tanah Grogot pada 22-24 Februari dan 26-29 Februari.

Acara ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Paser, Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Paser, dan Kementerian Agama Kabupaten Paser.

Pelatihan ini menerapkan pembelajaran aktif dan budaya baca untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kabupaten Paser. Pelatihan diadakan 2 gelombang supaya kegiatan sekolah tetap berlangsung dan mendapatkan partisipasi seluruh tenaga pendidik di sekolah mitra.

Sekolah mitra tersebut yaitu SMP Negeri 3 Tanah Grogot, SMP Negeri 7 Tanah Grogot, SMP Negeri 8 Tanah Grogot, SMP Negeri 3 Kuaro, MTs Babusssalam Tanah Grogot, MTs Al Ihsan Tanah Grogot, SMP Negeri 1 Pasir Belengkong, SMP Negeri 2 Pasir Belengkong.
Pada gelombang pertama, hadir sebanyak 40 peserta.

Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar ( Kasi PTK Dikdas), Dra. Hj. Ema Hermani, M.Si, membuka pelatihan gelombang pertama. Beliau menekankan agar guru berjalan pada ranah pembelajaran walaupun ada beban administratif.

“Guru seyogyanya terus pada wilayah pembelajaran. Sehingga peningkatan kapasitas sangat diperlukan. Selain kapasitas guru, saya mendukung ungkapan Nadim Makarin bahwa dalam proses pembelajaran harus ada interaksi pada semua tingkatan dan menyeluruh,” kata Ema disela-sela acara.

Pada dua hari pertama, pelatihan memberikan materi pembelajaran aktif, bagaimana mengembangkan pertanyaan atau tugas pada lembar kerja, pengelolaan lingkungan belajar, dan mengembangkan budaya baca. Di hari ketiga, para guru berpraktik mengajar untuk mencoba menerapkan hasil pelatihan.

Pembelajaran aktif ini melibatkan guru dan murid untuk menerapkan aspek MIKIR, yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Dalam menerapkan ini, guru menstimulasi kelas dengan pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan ini membantu para siswa-siswi untuk berpikir kritis.

Mampu berpikir kritis dan berkolaborasi merupakan modal utama untuk bersaing di era informasi. Untuk menemukan jawaban pertanyaan tingkat tinggi, para siswa-siswi berkelompok menemukan jawaban. Kelas ditutup dengan merefleksikan proses pembelajaran.

Kegiatan pelatihan ini ditutup dengan pembahasan rencana tindak lanjut yang akan dijadikan persiapan untuk menerapkan aspek pembelajaran MIKIR di kelas masing-masing.

“Para peserta aktif ikut kegiatan, antusias dan berpartisipasi penuh. Para peserta menanggapinya dengan positif karena aspek pembelajaran MIKIR ini mudah diterapkan dan tidak merubah kurikulum 2013, justru membuat menyenangkan. Aspek pembelajaran MIKiR yang diusung Tanoto Foundation merupakan langkah awal untuk mengubah gaya pembelajaran di Kabupaten Paser,” ungkap Dewi Markiah fasilitator daerah mitra Tanoto Foundation.

Share.
Leave A Reply