BPIP : uji Kelayakan Materi Pancasila non Teks , Upaya menuju pendidikan Pancasila Praktis dan Efektif

 

JAKARTA, GERBANGKALTIM.COM- Dalam upaya mengembalikan pelajaran Pancasila yang efektif bagi peserta didik di seluruh lapisan dan tingkatan Pendidikan, BPIP melalui Direktorat Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila telah membuat 7 film sebagai pendukung Materi Bahan Ajar Pendidikan Pancasila.

Pembuatan Video ini bertujuan sebagai penunjang proses belajar mengajar Pendidikan Pancasila seturut dengan Instruksi Presiden yang menginginkan konsep pendidikan pancasila yang diajarkan lebih ditujukan kepada praktek yaitu 70 persen dan teori 30 persen.

Berkaitan dengan hal tersebut maka sebelum menyebarluaskan film dan materi Bahan Ajar Pancasila ini kepada anak didik dan publik, BPIP merasa perlu melakukan uji kelayakan pada materi Pancasila non teks (video) dengan mengundang unsur pimpinan Internal BPIP dan stakeholder terkait dalam Kegiatan Uji Kelayakan (Strategi Penerapan Materi non Teks Pendidikan Pancasila) dalam bentuk video pembelajaran pada Jenjang pendidikan formal PAUD dan SD/MI.

Kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta secara hybrid pada 10 April 2023 ini antara lain membahas mengenai tehnis dan substansi dari Materi Pancasila non teks berupa film pendek ini.

Setelah tujuh Film ditayangkan Sesi tanggapan dimulai oleh Dewan Pakar Bapak Andreas Yewangoe yang menyatakan bahwa Film Materi Pancasila non teks perlu diperdalam. Seperti budipekerti, harap diperdalam khususnya mengenai mencintai sesama ciptaan Tuhan dan alam sekitar, Bahasa dalam film tersebut juga hendaknya dipakai bahasa sederhana yang sesuai dengan dunia anak-anak hingga pesan yang disampaikan dapat sampai dengan baik kepada peserta didik.

Selanjutnya Anggota Dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Bapak Amin Abdullah memberikan tanggapan antara lain terkait hal hal yang menampilkan stereotip hendaknya dapat diperhalus agar kita tidak terjebak dalam pengkotak kotakan, dalam pembuatan film pendek hendaknya kita juga memperhatikan mengenai copyright agar tidak ada masalah legalitas dan hak cipta di kemudian hari.

Pemilihan pakaian Adat yang ditampilkan dan ditonjolkan juga hendaknya memiliki dasar yang valid hingga jika ada pertanyaan dari publik terkait pakaian adat tersebut BPIP mampu menjawabnya. Dalam Giat yang diselenggarakan di Jakarta tersebut Amin juga menyatakan bahwa penekanan mengenai nilai nilai kebersihan harus dilaksanakan di segala suasana bukan hanya sekolah tapi juga rumah dan lingkungan sekitar.

Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo sebagai Pembahas dalam kesempatan ini lebih lanjut menyatakan bahwa problem dari pembuatan Konten dalam hal ini film pendek adalah ketidakmampuan untuk benar benar mewakili seluruh materi bahan ajar, karenanya sebelum sebelum finalisasi harap ada proses review yang melibatkan semua stake holder untuk mereview supaya isi dan hasil produk dapat sesuai dengan standar yang telah disepakati .

Doktor Komunikasi Politik ini menutup tanggapannya dengan menyatakan bahwa “perlu adanya narasi dan branding yang kuat untuk Materi Pancasila Non Teks ini hingga keberadaan film ini ditengah Publik khususnya guru dan peserta didik benar benar berdampak Praktis dan efektif” ujarnya dalam kegiatan yang antara lain mengundang Kepala BPIP Yudian Wahyudi ,anggota Dewan Pengarah BPIP yaitu Andreas Yewangoe dan Amin Abdullah serta para Dewan Pakar BPIP Ermaya Suradinata, Darmansyah Jumala, John Pieris dan Sukidi ini. (*/GK)

Tinggalkan Komentar