70 Persen Konsumen di Kalimantan Sudah Beralih Ke BBM Non Subsidi Yang Ramah Lingkungan

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pertamina Patra Niaga Kalimantan menyatakan sampai sejauh ini ada sebanyak 70 persen konsumen BBM subsidi disejumlah kabupaten/kota di Pulau Kalimatan telah beralih menggunakan BBM non subsidi. Pasalnya, penggunaan BBM non subsidi selain lebih hemat dalam penggunaannya juga ramah terhadap lingkungan.

“Untuk pelanggan kita di Kalimantan ini, saya kira sangat mempertimbangkan kualitas, ini terbukti dari produk kita yang kualitasnya lebih baik dan ramah terhadap lingkungan porsinya lebih besar di konsumsi warga. Pergeseran kalau di Kota Balikpapan hampir 70 persen, Paser, PPU dan kota besar lainya,” ujar, General Manager Patra Niaga Kalimantan Alexander Susilo, saat ditemui dalam kegiatan peringatan Hari Pelanggan Nasional di SPBU Batakan, Balikpapan Timur, Rabu (4/9/2024).

Pergeseran ini katanya, tidak hanya terjadi Kota Balikpapan saja, namun juga kota-kota lainnya di Kalimantan Timur seperti Samarinda, Penajam Paser Utara, Paser, Bontang, Tenggarong, Berau, Sangatta dan lainnya.

Warga sudah beralih dari BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar ke BBM Nob Subsidi seperti Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo termasuk Pertamina Dex dan Dexlite.

Dalam kesempatan itu, Alexander juga memastikan sampai saat ini Pertamina tidak melakukan pembatasan apalagi pengurangan kuota BBM subsidi di Kaltim.

”Kita belum ada pengurangan kuota, dan memang tidak ada pengurangan,” tegasnya.

Terkait adanya antrean di SPB-SPBU di Kalimantan untuk melakukan pengisian BBM subsidi maupun non subsidi, Alexander menjelaskan, kondisi itu dipengaruhi jumlah outlet/spbu di Balikpapan yang masih sangat terbatas, termasuk kebiasaan konsumen dalam mengisi BBM.

“Hal ini karena keterbatasan outlet yang ada jadi antrian. Antrian bukan karena barangnya tidak ada cuma masalah konsumen membeli bertepatan dengan waktu yang sama,” tukasnya.

Alexander menambahkan, dalam mengatasi keterbatasan outlet SPBU ini, Patra Niaga Kalimantan di tahun 2024. khususnya di Kota Balikpapan telah menambah 2 SPBU yakni di sekitar kawasan Grand City dan Penyeberangan Ferry Kariangau.

“Dan ada satu lagi, SPBU Compact di Bj Bj Gunung Bahagia, Balikpapan. Existing ada 15 SBPU nanti tambah 3 di 2024, sehingga totalnya ada 18 buah SPBU,” jelasnya.

Area Manager Commrel &CSR Patra Niaga Kalimantan Arya Yusa Dwicandra dalam kesempatan itu juga menyampaikan tentang program subsidi tepat untuk produk Pertalite, maka Pertamina Patra Niaga terus mendorong masyarakat untuk bisa mendaftarkan kendaraannya terutama pengguna pertalite ke subsidi tepat MyPertamina.id.

“Jadi saat ini masih pendataan, belum ada pembatasan ataupun lainnya,” jelasnya.

Dalam pendataan ini, katanya, jika terjadi permasalahan atau trouble shoot, maka Pertamina Patra Niaga membuka line 135 atau website Pertamina atau instagram Pertamina Patra Niaga Kalimanatan untuk dicarikan solusinya.

Sementara itu, Sales Manager Patra Niaga Kaltimra, Ayub Ritto menambahkan, subsidi tepat ini harapannya dimana penyaluran BBM sesuai dengan yang menggunakan. Dimana saat pendaftaran menyertakan NIK dan STNK kendaraannya, sehingga pengunaannya bisa dipertanggungjawabkan.

“Kapan jalannya, nah untuk solar kan sudah dari tahun lalu. Dan di bulan Maret 2024 lalu, sudah ada sosialisasi, dan per Juli 2024 lalu sudah full, seluruh Kaltim, kecuali Mahulu. Sehingga seluruhnya transaksi pembeli pertalite (roda empat) sudah pasti pakai QR code,” jelasnya.

Diakuinya, dalam penggunaan QR code ini kemungkinan terjadi duplikasi, namun tentunya lebih kecil jika dibandingkan tidak menggunakan QR code. Untuk itu, pihaknya berharap subsidi yang diberikan pemerintah tepat sasaran kepada penggunanya dan pengguna cukup buka di aplikasi MyPertamina.

“Disitu ada pilihan daftar subsidi tepat. Proses pendaftaran ada dua tahap. satu daftar data diri, setelah diverifikasi baru data kendaraan. Artinya 1 orang bisa daftar lebih dari 1, bisa,” tuturnya.

Namun demikian, katanya, dalam bertransaksi pembelian terhadap gangguan seperti terjadi anomali dalam transaksi, maka pengguna subsidi tepat dapat melakukan reset di aplikasi MyPertamina.

Anomali lainnya, lanjut Ayub, jika terjadi kemungkinan melakukan pengisian BBM subsidi secara berulang pada hari yang sama. Misalnya pengguna yang semestinya sehari mengisi 40 liter tapi dia mengisi sampai 200 liter.

“Itukan anomali ya. Maka kendaraan ini akan terblokir. Data yang terblokir cukup banyak. Jadi sudah mulai ada pembatasan. Begitu sudah tidak normal itu mulai sudah diatur,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar