Ada Lima Pilar Penting di COP 28 Dubai, Jokowi Dipastikan Hadir
Dubai, Gerbangkaltim.com – Conference of the Parties (COP) ke-28 atau Konferensi Para Pihak anggota The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim digelar di Dubai, Persatuan Emirat Arab 28 November hingga 12 Desember 2023.
Konferensi Tingkat Tinggi bidang Perubahan Iklim di Dubai ini menjadi momentum penting bagi seluruh pihak dalam aksi pengendalian peningkatan suhu bumi global dan sebagai peluang utama untuk fokus pada agenda iklim melalui course correct di adaptasi, pendanaan iklim, dan loss and damage.
Presiden Joko Widodo dipastikan akan hadir di COP 28 ini. Hal ini disampaikan Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salim AlDhaheri.
“Ya sudah dikonfirmasi beliau (Jokowi,red) akan menghadiri Cepat 28. Presiden Jokowi akan menjadi salah satu tamu yang sangat penting di COP28,” ujarnya, Kamis (28/11/2023).
Ada sebanyak 140 pemimpin negara yang diharapkan bisa untuk hadir dalam kegiatan ini.
“Presiden Jokowi memiliki komitmen yang tinggi untuk memperbaiki lingkungan, hal inilah yang menjadikannya sebagai tamu dalam kegiatan ini. Presiden sendirian selalu berbicara tentang bagaimana Indonesia dapat memperbaiki lingkungan dan bagaimana dapat benar-benar memberi nilai tambah pada spiritualitas internasional,” tegasnya.
COP 28 sendiri bertujuan untuk menyatukan dunia menuju kesepakatan mengenai solusi yang berani, praktis dan ambisius terhadap tantangan global.
“Kami di Uni Emirat Arab percaya bahwa dengan bekerja sama, situasi yang paling mendesak sekalipun dapat diatasi. Dan jika kita bertindak berdasarkan solidaritas, maka kita dapat mengatasi tantangan perubahan iklim,” tegas dia.
Ada lima pilar rencana aksi dari kepresidenan Uni Emirat Arab di COP 28. Pertama, mempercepat transisi yang terorganisir, bertanggung jawab, dan berkeadilan di sektor energi.
Kedua, mengembangkan mekanisme pendanaan iklim.
Ketiga, fokus pada kehidupan dan mata pencaharian.
Keempat, melindungi dan memulihkan ekosistem.
Kelima, inklusivitas penuh dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan, pemerintah Indonesia akan menyampaikan agenda utama Indonesia di Konferensi para pihak konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim (Conference of the Parties 28, COP-28).
“Agenda itu meliputi, National Statement Indonesia pada agenda WCAS akan mencakup posisi Indonesia terhadap Global Stocktake, inklusivitas dimana pencapaian target kolektif dan implementasi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim memerlukan keterlibatan seluruh pihak dari berbagai elemen masyarakat,” ujarnya.
“Dan juga termasuk pentingnya keseimbangan antara aksi dan pendanaan mitigasi dengan aksi dan pendanaan adaptasi, pentingnya keseimbangan peningkatan ambisi dengan pemenuhan janji dukungan pendanaan; dan (v) Spirit Leading by Example Indonesia,” sambungnya.
Agenda ini juga sudah disampaikan Menteri KLHK Siti Nurbaya ke Presiden Jokowi.
Persatuan Emirat Arab (PEA) sebagai Presidensi COP 28 sendiri berkomitmen untuk memastikan agar penyelenggaraan COP 28 akan berjalan lancar dan dapat menghasilkan keputusan – keputusan yang bermakna.
Dikatakannya, dalam kegiatan ini Presidensi COP 28 ingin menyampaikan pesan bahwa COP 28 UEA itu adalah tentang “be positive and be prepared”. Selain itu juga ditegaskan tentang semangat untuk memulihkan trust terhadap multilateralisme, memungkinkan just and responsible energy transition.
“Kita juga ingin memperbaiki pendanaan iklim dan membuat lebih tersedia, terjangkau dan mudah diakses, dan melindungi alam, kehidupan dan mata pencaharian serta memastikan pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan, adil dan untuk semua,” tutupnya.
BACA JUGA