Balikpapan dan PPU Alami Deflasi di Februari 2025, Tarif Listrik dan Pangan Jadi Faktor Utama

Deflasi
Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kembali mengalami deflasi pada Februari 2025, masing-masing sebesar 0,10% (mtm) dan 0,45% (mtm).

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat deflasi pada Februari 2025. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi di Balikpapan mencapai 0,10% (mtm), sedangkan PPU mengalami deflasi 0,45% (mtm).

Secara tahunan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang mengalami deflasi 0,09% (yoy). Sementara itu, Kabupaten PPU mengalami deflasi tahunan sebesar 0,73% (yoy), lebih rendah dibandingkan gabungan empat kota di Kalimantan Timur.

Penyebab Deflasi di Balikpapan dan PPU

Deflasi di Balikpapan terutama disebabkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan kontribusi 2,92% (mtm). Beberapa komoditas utama yang mengalami penurunan harga adalah:
Tarif listrik – Akibat kebijakan diskon 50% untuk pelanggan hingga 2.200 VA yang berakhir Februari 2025.
Daging ayam ras – Pasokan yang stabil dan produksi meningkat.
Kangkung & tomat – Cuaca yang lebih baik meningkatkan hasil panen.
Ikan bandeng – Tangkapan nelayan meningkat seiring kondisi cuaca yang mendukung.

Deflasi di PPU juga dipicu oleh penurunan harga pada sektor yang sama, dengan kontribusi 3,29% (mtm). Lima komoditas utama penyumbang deflasi di PPU antara lain:
Tarif listrik – Pengaruh diskon tarif hingga 2.200 VA.
Daging ayam ras – Produksi stabil dan pasokan cukup.
Tomat – Produksi meningkat seiring dengan menurunnya curah hujan.
Ikan kembung & cumi-cumi – Pasokan melimpah akibat hasil tangkapan nelayan yang meningkat.

Komoditas Penyumbang Inflasi

Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi di kedua daerah. Di Balikpapan, inflasi dipicu oleh:
📈 Angkutan udara – Permintaan meningkat akibat libur sekolah awal Ramadan.
📈 Minyak goreng & beras – Harga naik akibat kenaikan dari distributor.
📈 Cabai rawit – Pasokan berkurang akibat curah hujan tinggi di daerah produsen.

Sementara di PPU, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga:
📈 Ikan layang & ikan tongkol – Permintaan meningkat menjelang Ramadan.
📈 Semangka & kangkung – Peningkatan konsumsi mendongkrak harga.
📈 Cabai rawit – Pasokan terganggu akibat curah hujan tinggi.

Antisipasi Inflasi Menjelang Ramadan

Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 dipengaruhi oleh stimulus pemerintah, terutama terkait subsidi tarif listrik. Namun, menjelang Ramadan dan Idulfitri, peningkatan konsumsi diperkirakan dapat mendorong inflasi.

Berdasarkan survei Bank Indonesia Balikpapan pada Februari 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 129,9, menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi. Meski begitu, peningkatan permintaan dan curah hujan yang tinggi dapat memicu kenaikan harga beberapa bahan pangan strategis.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga, Bank Indonesia Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan memperkuat strategi pengendalian inflasi melalui:
🔹 High-level meeting TPID untuk koordinasi pengendalian harga.
🔹 Kerja sama antar daerah (KAD) guna memastikan pasokan pangan stabil.
🔹 Operasi pasar dan gelar pangan murah untuk menjaga harga tetap terkendali.
🔹 Gerakan pemanfaatan lahan pekarangan untuk meningkatkan produksi hortikultura.

Sumber: Bank Indonesia Balikpapan

Tinggalkan Komentar