Bareskrim Polri Bongkar Jaringan Judi Online Internasional 1XBET, 9 Tersangka Ditangkap

Gerbangkaltim.com, Jakarta – Bareskrim Polri kembali menorehkan prestasi dalam pemberantasan perjudian online dengan mengungkap jaringan internasional situs judi daring 1XBET. Langkah tegas ini merupakan tindak lanjut atas instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada Kapolri untuk menindak tegas praktik judi online yang meresahkan masyarakat.
Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, S.H., M.H., Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, menegaskan bahwa operasi ini menjadi bukti nyata komitmen Polri dalam memberantas jaringan perjudian daring yang merugikan masyarakat.
“Kami memastikan tidak ada tempat bagi pelaku judi online di Indonesia. Penindakan ini adalah langkah konkret untuk memutus rantai perjudian yang semakin meluas,” ujar Brigjen Djuhandhani dalam konferensi pers, Jumat (21/2).
Berdasarkan laporan polisi LP/A/8/XI/2024 dan LP/A/1/I/2025, serta informasi dari masyarakat, Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri menggelar operasi di berbagai wilayah pada 14 November 2024. Penggerebekan serentak dilakukan di Depok, Cianjur, dan Tangerang Selatan, yang berhasil menangkap 5 tersangka, yaitu AW, RNH, RW, MYT, dan RI.
Dalam penggerebekan ini, polisi mengamankan barang bukti berupa:
✅ 80 kartu ATM
✅ 17 buku tabungan
✅ 12 ponsel
✅ 1 laptop dan 1 set komputer
Setelah melakukan pengembangan, tim kembali melakukan penindakan di Batam dan Pekanbaru pada 11 Februari 2025. Hasilnya, 4 tersangka tambahan berhasil diamankan, yaitu AT, DHK, FR, dan WY.
Selain itu, polisi juga menyita sejumlah barang bukti bernilai fantastis:
💰 Uang tunai Rp 11,9 miliar dalam berbagai mata uang
🚗 Kendaraan mewah
📱 Perangkat elektronik yang digunakan untuk operasional judi online
Jaringan 1XBET diketahui memiliki server di Eropa dan mengoperasikan perjudian di Indonesia melalui domain 1xbetindo.com. Para pelaku bertindak sebagai agen regional Indonesia, menggunakan rekening pihak ketiga untuk transaksi keuangan, dan berkomunikasi dengan jaringan di China, Filipina, Kamboja, Vietnam, serta Thailand melalui Telegram, Skype, dan WhatsApp.
Brigjen Djuhandhani menjelaskan bahwa para pelaku menggunakan berbagai teknik canggih untuk menyamarkan hasil kejahatan, termasuk mengonversi dana melalui money changer.
“Dalam satu tahun, jaringan ini meraup keuntungan hingga ratusan miliar rupiah dari aktivitas perjudian online,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari strategi pemberantasan, Polri bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aset para pelaku, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) guna memblokir situs judi online yang masih aktif.
Sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025, Polri telah mengungkap 440 kasus perjudian, dengan 692 tersangka dari berbagai jaringan, baik judi online maupun konvensional.
Para tersangka jaringan 1XBET dijerat dengan berbagai pasal, yaitu:
⚖ Pasal 303 KUHP – Ancaman 10 tahun penjara
⚖ Pasal 45 ayat (3) jo. Pasal 27 ayat (2) UU No. 1 Tahun 2024 – Ancaman 10 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar
⚖ Pasal 3, 4, dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang TPPU – Ancaman 20 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar
Brigjen Djuhandhani menegaskan bahwa Polri tidak akan berhenti dalam memerangi judi online dan mengimbau masyarakat agar tidak terlibat dalam praktik ilegal ini.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak tergoda dengan perjudian online, karena selain merugikan, konsekuensi hukumnya juga sangat berat,” tutupnya.
BACA JUGA