DKK Balikpapan Gelar Skrining TBC Untuk Deteksi Dini Infeksi Paru

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menggelar program skrining tuberkulosis (TBC) guna mendeteksi dini kasus infeksi paru-paru ini. Program ini difokuskan kepada kelompok warga yang berisiko tinggi dan dilakukan secara gratis di puskesmas yang tersebar di seluruh Balikpapan.
Kegiatan pertama ini dilaksanakan di halaman Kelurahan Gunung Samarinda Baru. Dimana warga menjalani pemeriksaan rontgen di dalam bus yang disiapkan oleh Klinik Tirta Balikpapan.
Penggerak Program TBC Puskesmas Gunung Samarinda Baru, dr. Farida mengatakan, program ini bertujuan mendeteksi kemungkinan infeksi TBC.
“Jadi, sasarannya bukan orang yang sudah sakit, tetapi justru orang-orang yang kemungkinan tertular TBC, termasuk pasien yang memiliki sistem imunitas rendah ini yang menjadi prioritas,” ujarnya, Selasa (18/2/2025).
Dikatakannya, pasien diabetes memiliki sistem imun yang lebih rendah, sehingga sangat rentan tertular penyakit infeksi.
“Dalam pemeriksaan ini, pasien diabetes dianjurkan untuk menjalani rontgen setidaknya satu tahun sekali guna mengetahui ada atau tidaknya infeksi di paru-parunya,” jelasnya.
Selain pasien diabetes, katanya, kelompok warga berisiko lainnya adalah perokok, pasien HIV/AIDS, penderita gizi buruk, orang dengan malnutrisi, serta anak-anak yang mengalami stunting juga menjadi sasaran utama skrining ini. Dimana, pemeriksaan skrining dilakukan melalui rontgen dada serta Tes Cepat Molekuler (TCM).
“Jika hasil rontgen menunjukkan sugesti TBC atau flek di paru-paru, pasien akan menjalani pemeriksaan TCM terhadap dahak pasien. Jika positif, terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) akan diberikan,” ucapnya.
Menurutnya, pasien tanpa gejala tetap bisa membawa TBC, terutama dengan daya tahan tubuh rendah.
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan ini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Klinik Tirta.
Perwakilan Dinas Kesehatan Balikpapan, Christine mengatakan, tujuan program ini untuk menemukan kasus TBC secara aktif serta memberikan pengobatan dan terapi pencegahan. Dimana warga yang kontak rumah dan kontak erat dengan pasien TBC juga menjalani pemeriksaan.
“Sasaran program ini adalah kontak erat dengan pasien TBC, orang dengan HIV, orang dengan diabetes melitus, serta mereka yang proaktif dalam pemeriksaan, mereka ditemukan berdasatkan data DKK,” ungkapnya.
Christine menjelaskan, program ini sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian Kesehatan yang mana setiap puskesmas akan mendapatkan kuota sebanyak 150 orang. Sehingga total keseluruhan ada sebanyak 3.000 orang akan menjalani pemeriksaan skrining ini, yang didistribusikan ke 20 puskesmas di Balikpapan.
“DKK hanya melaksanakan saja, dan antusiasme warga juga cukup tinggi,” jelasnya.
Program ini berlangsung mulai 3 Februari hingga 25 Februari dengan harapan kasus TBC di Balikpapan dapat ditekan dan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya deteksi dini. Dan pemerintah juga membuka peluang untuk memperluas cakupan program ini ke masyarakat umum pada masa mendatang.
“Jika memungkinkan, cakupan pemeriksaan ini bisa diperluas, tidak hanya terbatas pada orang-orang dengan faktor risiko tadi, tetapi juga masyarakat umum,” tutupnya.
BACA JUGA