Dua Srikandi Paser, Masitah vs Ridhawati, Kompetisi atau Koalisi?

 

“Jargon Paser Hebat yang ditawarkan Syarifah Masitah Assegaf jika memimpin diyakini kedepan akan jauh lebih hebat daripada saat ini”

Oleh Ade Muriyono (Pemerhati Politik)

 

PESTA Demokrasi Pemilu 2024 akan dilakukan menjadi 2 bagian penting, 14 Februari yang lalu sebagai Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) serta tanggal 27 November yaitu gelaran politik level daerah dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Dari hingar bingar pileg dan pilpres kemarin telah mencuat istilah baru yaitu pemilu brutal, abuse of power, dan TSM yang semakin terskema dan tak tersentuh. Demokrasi langsung, umum, bebas, dan rahasia yang digelar tahun ini sangat memberikan dinamika dan pembelajaran politik bagi para politisi muda dan politisi yang baru berkecimpung di gelaran ini.

Mengutip obrolan daging politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bambang “Pacul” Wuryanto dalam berbagai podcast, pacul menegaskan bahwa pileg sekarang ini telah dijadikan wujud kekuatan “korea-korea” menjadi elite politik baru dengan cara kekhasan. Menjadikan para “korea” sebagai pola pengatur politik yang semakin semrawut dengan gaya kesantunan dan abuse of power versi korea, tentunya menurut pacul perlu ditekankan pasti berbeda karakteristik korea satu dengan lainnya.

Lalu, bagaimana dengan Pilkada 2024?  Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses demokrasi pemilihan jabatan kepala pemerintahan level daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota  melalui proses pemungutan suara oleh setiap warga negara yang berhak memilih memiliki hak suara yang sama, one man one vote. Artinya masyarakatlah yang berhak menentukan siapa pemimpin daerah kedepan sesuai dengan mayoritas pemilih yang ada dengan mekanisme pemenang adalah peroleh suara terbanyak.

Pelaksanaan pilkada tahun 2024 berdasarkan UU Nomor 10/2016 dan PKPU yang ada mengatur bahwa pemungutan suara serentak nasional untuk pilkada diseluruh wilayah Indonesia dilaksanakan pada bulan November 2024 yang berarti sebulan setelah presiden dan wakil presiden dilantik di bulan Oktober nanti.

Polemik yang ada adalah dengan penentuan waktu yang sama maka diberbagai daerah harus membuat regulasi Pelaksana Tugas (Plt) untuk menduduki kepala daerah definitif. Namun banyak juga daerah yang dilakukan pemangkasan masa jabatannya kurang dari 5 tahun seperti seharusnya seperti halnya kabupaten Paser.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Paser pada Kamis (3/5) Malam menetapkan 30 nama anggota DPRD terpilih pada Pemilu serentak 2024. Dalam pleno malam tersebut diumumkan bahwa PKB memperoleh 12 Kursi, Golkar 7 Kursi, Demokrat 5 Kursi, NasDem 3 Kursi, PDIP 2 kursi, dan Gerindra hanya memperoleh 1 Kursi. Dari hasil tersebut dijadikan dasar untuk pasangan calon yang akan mengikuti Pilkada Paser 2024 guna memperhatikan “kendaraan” politiknya untuk mengusung paslon tersebut.

Dari kuota kursi yang diperoleh partai – partai tersebut maka hanya PKB dan Golkar yang mampu mengusung paslon sendiri tanpa koalisi yaitu memenuhi syarat minimal 6 kursi, sedangkan empat partai lainnya WAJIB melakukan manuver koalisi jika ingin mengusung Paslon. Dari gambaran ini dapat disimpulkan bahwa besar kemungkinan akan terjadi face to face  antar kekuatan besar atau maksimalnya terjadi 3 paslon saja.

Mengingat pada hari ini (5/5) KPU Paser belum menerima tanda tanda pendaftaran paslon perseorangan maka besar kemungkinan Pilkada Paser 2024 hanya akan diikuti paslon usungan partai politik seperti halnya pilkada paser 2015.

 

Dua Srikandi dalam pusaran pilkada Paser 2024

Data yang diperoleh dari rangkaian pendaftaran partai partai yang ada, disimpulkan telah banyak nama tokoh  yang mengajukan diri sebagai bakal calon (Balon) bupati maupun wakil bupati. yang menarik dari fenomena pendaftaran balon bupati maupun wakil bupati adalah munculnya dua srikandi yang akan berkompetisi dalam gelaran pilkada paser. Dua srikandi yang mendaftarkan diri adalah Syarifah Masitah Assegaf, S.H. dan Hj Ridawati Suryana Ridwan Suwidi.

Syarifah Masitah Assegaf, S.H saat ini masih menjabat sebagai wakil bupati Paser telah menyatakan diri siap dan optimis akan maju pada pemilihan kepala daerah Paser dikarenakan telah mengantongi surat dari DPP terkait pilkada serentak.

Adapun alasan kuat beliau mencalonkan diri adalah semata mata dorongan warga konstituennya untuk kembali berkiprah membangun Paser. Banyak hal yang belum maksimal dilakukan pada masa 3 tahun menjabat saat ini. Salah satu yang program dominan adalah “blusukan” ke daerah daerah guna menjaring aspirasi langsung dari masyarakat karena sharing penugasan sehingga dalam program kerja kedepan ia mencanangkan kepada dirinya atau wakil saat terpilih nanti dengan gerakan kunjungan desa selama tiga hari seminggu tentunya dengan tidak menganggu jadwal yang urgent yang ada sebelumnya.

Sosok srikandi ini sudah sangat familier di masyarakat dan telah mendapat tempat tersendiri dihati masyarakat dengan terpilihnya masitah dua kali di karang paci sebutan tempat berkantornya DPRD Provinsi Kalimantan Timur dan terakhir didaulat untuk mendampingi Dr Fahmi sebagai wakil bupati periode 2021 – 2025. Masitah dikenal sebagai sosok pengayom yang tulus dan humanis, banyak masyarakat yang akhirnya membentuk sahabat masitah untuk mendukung totalitas gerakan politiknya. Namun, dibalik kelemahlembutan masitah memiliki sikap tegas terbukti pada saat ini sebagai ketua BNNK Paser beliau nyatakan PERANG terhadap Narkoba tanpa pandang bulu.

Politisi senior partai berlambang beringin ini juga sangat menantikan adanya rekomendasi DPP terkait penugasan beliau selaku kader partai untuk mengikuti pilkada Paser 2024. Sebagai kader partai ia menegaskan akan selalu siap dan taat perintah partai untuk menjalankan perintah partai.

Dengan mengangkat jargon Paser Hebat, masitah yaqin kedepan ditampuk kepemimpinannya paser akan jauh lebih hebat daripada yang saat. Olo Manin aso buen siolondo merupakan semangat kuat untuk srikandi golkar ini menyapa konstituennya dengan semangat Paser Hebat.

Srikandi kedua yang berkompeten dalam kompetisi pilkada paser adalah Ridawati Suryana Ridwan Suwidi. Sosok ini adalah manifestasi dari perjalanan ayahanda Ridwan Suwidi, bupati Paser 2 Periode yang terkenal humanis dan mudah ditemui masyarakatnya.

Rida merupakan sosok politisi senior di Paser terbukti namanya tertera sebagai wakil ketua DPRD Paser selama 2 periode saat bersama partai bintang mercy Demokrat. Sosok ini sangat tertantang untuk mengabdikan diri kembali sebagai politisi paser untuk maju ke Pilkada 2024 dikarenakan beliau telah menemui beberapa konstituen Ridwan Suwidi bahwa akses masyarakat terhadap bupati diharapkan dapat kembali diera Ridwan Suwidi.

Rida menegaskan telah merajik beberapa program kerja bupati dan wakil bupati yang mengacu pada visi besar Paser Buen Kesong, ambisi terbesarnya tidaklah lain menjadikan pendopo bupati sebagai rumah rakyat yang kedua dimana masyarakat bisa menyampaikan uneg unegnya dalam rangka penyampaian aspirasinya. Disamping itu sektor pendidikan dan keagamaan akan menjadi prioritas utama kepemimpinannya.

Dari dua sosok srikandi yang telah mendaftarkan diri sebagai bacalon peserta pilkada Paser ini keduanya memprioritaskan kembali hubungan antara masyarakat dan pemimpin daerah. Apakah dua srikandi ini akan saling berkompetisi atau justru berkoalisi? kita tunggu saat pendaftaraan paslon bulan Juli 2024.

 

Tinggalkan Komentar