Edukasi Infertilitas Penting, Bukan Hanya Hanya Terjadi Pada Perempuan Tapi Juga Faktor Pria

Seminar
Seminar Awam Mengatasi Masalah Infertilitas Secara Tuntas dari RSIA Ferina, Surabaya, Jatim, di Hotel Astara Balikpapan, Minggu (15/12/2024).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Dokter spesialis androlog sekaligus owner dari RSIA Ferina, Surabaya, dr Aucky Hinting, mengatakan permasalahan infertilitas tidak hanya dipengaruhi oleh perempuan, namun juga bisa karena laki-lakinya.

“Artinya separuh-separuh, bisa separuh perempuan atau karena separuhnya pria,” ujarnya, usai Seminar Awam Mengatasi Masalah Infertilitas Secara Tuntas di Hotel Astara Balikpapan, Minggu (15/12/2024).

Aucky menambahkan, perlu juga untuk memperhatikan infertilitas terhadap pria, dimana hal ini yang mempengaruhi infertilitas terhadap pria yaitu faktor genetik.

“Hal ini juga bisa terjadi akibat karena kelainan anatomis genetik, misalnya akibat varises, bekas infeksi, kekurangan hormon dan lain-lainnya,” ucapnya.

Dikatakannya, selain faktor tersebut infertilitas pria juga dapat dipengaruhi karena psikis.

“Orang yang stres, dan bebannya berat, bisa membuat infertilitas,” paparnya.

Sebenarnya masih ada banyak, seperti faktor lingkungan hidup yang tidak benar atau kurang baik tentu akan mempengaruhi infertilitas pria. Hal itu dapat menurunkan kualitas sperma terhadap pria.

“Makanya saya menyampaikan saat seminar penting untuk menjaga gaya hidup, dengan menjaga kualitas tidur, menghindari minuman beralkohol, kurangi minum kopi, dan merokok,” jelasnya.

Aucky menyarankan, penting sekiranya untuk menjaga lifestyle atau pola hidup yang baik. Bahkan pria perlu untuk menghindari menggunakan celana yang ketat.

Di satu sisi, dalam mengecek infertilitas pria juga sulit, semisal tidak dilakukan pengecekan terhadap kualitas sperma.

“Karena tau-nya hanya melalui sperma, dan tiba-tiba istri sudah tidak hamil-hamil, sebab infertilitas pria tersembunyi di testisnya,” ungkapnya.

Maka infertilitas harus diantisipasi sejak dini.

Aucky membeberkan, dari seminar yang digelar setidaknya bisa membangun komunitas masyarakat supaya dapat memahami masalah infertilitas.

“Kita jangan lupa bahwa fertilitas kita di dunia ini menurun, Indonesia dulu fertilitas 2,34. Kemudian ditekan menjadi 2,1 dan sekarang ini sudah menjadi 1,5. Jadi kayak Jakarta itu anaknya cuma 1,5 tidak sampai 2,” paparnya.

Dengan edukasi seperti ini tentu menjadi pendidikan fertilitas.

“Jadi kita sendiri di Ferina itu melakukan pendidikan fertilitas mulai dari masalah genetik sampai masalah menopause,” tukasnya.

“Jadi kita itu melakukan pendidikan fertilitas dan kita melakukan pendidikan fertilitas yang dewasa. Tentunya kita kita menangkap yang infertilitas, sehingga kami mengharapkan orang-orang yang infertilitas ini bisa lebih banyak kita jaring,” tambahnya.

Tinggalkan Komentar