Fenomena Kotak Kosong, Ini Pendapat Muharam
Samarinda, Gerbangkaltim.com – Momen pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 ini, 9 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) turut ambil bagian. Namun, ada 2 daerah di Kaltim yang menorehkan sejarah baru pesta demokrasi 5 tahunan itu.
Daerah itu adalah Kabupaten Kutai (Kukar) Kartanegara dan Kota Balikpapan. 9 Desember 2020 nanti, kedua daerah ini pertama kalinya menggelar pilkada dengan 1 pasangan calon berkompetisi dengan kotak kosong. Ya, memang sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 tahun 2018, sah-nya suara terhadap kotak kosong telah diatur.
Kondisi yang terbilang baru ini, menuai komentar banyak pihak. Salah satunya Muharam Asikin. Politisi asal Kaltim ini memaparkan, bahwa memilih kotak kosong bukan hal yang salah. Suara yang digunakan pemilih tetap dinyatakan sah.
“Memilih kotak kosong bukan perbuatan yang salah. Justru itu tanda sah, bahwa masyarakat menggunakan hak pilihnya,” papar Muharam, ditemui belum lama ini.
Politisi asal Kukar ini memaparkan, bahwa yang salah itu justru masyarakat yang memiliki hak suara sah tidak menggunakannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Atau sekarang biasa disebut golput. Padahal, menggunakan hak suaranya itu bisa menentukan nasib pembangunan daerah selama 5 tahun kedepan.
“Saya sebagai politisi mengajak masyarakat se-Kaltim untuk menggunakan hak suaranya pada Pilkada serentak Desember nanti. Tentunya dengan harapan bisa memberikan perubahan yang signifikan bagi daerahnya masing-masing,” kata Muharam.
Dalam hal ini, menurut Muharam, dirinya sedang tidak mendukung pihak ataupun paslon manapun. Justru saya mendorong masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi nanti.
“Mau pilih yang ada gambarnya boleh, mau yang kosong juga boleh. Yang pasti masyarakat harus berpartisipasi,” tegas Muharam.
Diketahui untuk pilkada di Kukar, Edi Damansyah-Rendi Solihin akan bertarung mengumpulkan suara melawan kotak kosong. Sedangkan untuk di Balikpapan, Rahmad Mas’ud-Thohari Azis yang juga petahana akan melawan kotak kosong 9 Desember nanti.
Muharam berharap, yang terpenting dalam pilkada nanti, apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada oleh masing-masing paslon bersama tim-nya. Sehingga pelaksanaan pilkada serentak di Kaltim ini tetap berjalan kondusif, tanpa memecah belah masyarakat hanya karena berbeda pilihan.
“Ini jadi momen kita untuk lebih dewasa lagi dalam berdemokrasi sebagai bangsa. Bagaimana kita bisa legowo jika kalah, atau justru lebih mengayomi ketika memenangkan pilkada nanti,” tutup Muharam. (yul)
BACA JUGA