Gandeng Petani Minimalisir Penggunaan Pupuk Kimia, Pertamina Unit Balikpapan Adakan Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Biosaka
Penajam, Gerbangkaltim.com – Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan, menggelar Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Biosaka bersama kelompok tani Bina Usaha Muda. PT KPI Unit Balikpapan juga melibatkan Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai pemateri dalam pelatihan yang digelar di Jalan Strat 3, RT 10, Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam, (Kamis,02/03).
Pelatihan ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT KPI Unit Balikpapan dalam program Ketahanan Pangan Giri Mukti (Kenari). Pada kegiatan pelatihan ini, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara menunjuk Tenaga Ahli Lapangan dari Dinas Pertanian sebagai pemateri. Pemateri yang ditugaskan berasal dari Bidang Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Samsiah sebagai pemateri pembuatan Biosaka.
Pemateri pelatihan pembuatan pestisida nabati Ramli Ajullah dalam pemaparannya menjelaskan pestisida nabati ini baik untuk hasil tanaman maupun tanah, “Melalui kegiatan pelatihan ini, kami dari Dinas Pertanian Kab. Penajam Paser Utara (PPU) berharap agar petani bisa kembali beradaptasi dengan alam ketika menggunakan pestisida dan pupuk yang lebih organik. Kami berharap juga dari pihak PT KPI RU V bisa mendampingi kelompok tani dalam menerapkan pupuk dan pestisida alami. Hal ini berguna untuk kesehatan hasil tanaman serta mengurangi resiko menurunnya produktifitas tanah,” jelas Ramli.
Pestisida nabati merupakan senyawa kimia alami yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati digunakan untuk memberantas organisme pengganggu tumbuhan berupa hama, penyakit tumbuhan, maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Pestisida nabati berasal dari hasil ekstraksi bagian tertentu tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar.
Senada dengan Ramli, Pemateri pelatihan pembuatan pestisida nabati Samsiah menjelaskan bahwa pestisida nabati dapat mengurangi pencemaran lingkungan khususnya kesuburan tanah, “penggunaan Biosaka dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan khususnya tanah agar tetap subur dan tidak kehilangan sifat alaminya. Kami berharap tanah di Desa Girimukti ini bisa tetap konsisten subur agar ketahanan pangan bisa tetap terjaga ditengah ekstrimnya cuaca saat ini,” jelas Samsiah.
Pupuk biosoka yang berfokus pada bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan, diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Pupuk biosoka mampu menghemat penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen. Arti nama Biosaka yang terdiri dari suku kata Bio dan Saka, adalah Bio yang merupakan singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam. Pupuk Biosaka adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam.
Samsiah juga menambahkan bahwa pelatihan ini sejalan dengan program pemerintah, “Penerapan Biosaka pada tanaman berguna sebagai perangsang alami pertumbuhan tanaman agar bisa bertumbuh sesuai sifat alaminya. Pelatihan ini setidaknya bisa memantik para petani agar bisa sejalan dengan program pertanian pemerintah pusat. Melalui pemerintah pusat, permintaan pasar tanaman organik sangat tinggi. Penggunaan Biosaka akhir-akhir ini mendapatkan antusias khusus dari petani yang ada, karena Biosaka hanya memanfaatkan tanaman liar disekitar rumah yang mudah dihaluskan,” kata Samsiah.
Ketua kelompok tani Bina Usaha Muda Ketut Harianto dalam sambutannya mengungkapkan manfaat kegiatan ini bagi kelompoknya, “Terima kasih atas perhatiannya dari PT KPI RU V Balikpapan, pada kesempatan ini kami diberikan pelatihan untuk membuat pestisida nabati dan biosaka. Pelatihan ini memberikan kami ilmu dan pengalaman yang baru karena harapannya kami bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia. Terlebih itu harga pestisida dan pupuk subsidi sudah mulai terbatas sehingga kami kesulitan untuk mendapatkannya. Kami bersyukur lewat pelatihan ini kami bisa mengolah sendiri pestisida dan pupuk yang alami serta tentunya akan bermanfaat bagi tanaman kami,” kata Ketut.
Saat dimintai keterangan di tempat terpisah, Area Manager Comm, Rel & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin menjelaskan Program Kenari sebagai program untuk meningkatkan ketahanan pangan, “Program Kenari ini merupakan kelompok binaan baru yang berada di Desa Giri Mukti yang bergerak dalam budidaya tanaman holtikultura. Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Biosaka diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petani untuk menggunakan pestisida organik serta dapat menekan biaya pembelian pestisida kimia. Program ini tentunya lahir dengan tujuan untuk dapat meningkatkan ketahanan pangan khususnya di Desa Giri Mukti,” kata Chandra.
Chandra juga menjelaskan program Kenari melalui pelatihan ini membantu masyarakat agar tidak bergantung pada pupuk kimia, “Program Kenari memanfaatan lahan tidak produktif menjadi demplot tanaman hortikultura. Demplot tanaman kemudian dikelola oleh kelompok tani Bina Usaha Muda untuk membudidayakan tanaman hortikultura. Pelatihan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas anggota kelompok sebagai mitra binaan PT KPI Unit Balikpapan. Dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk ini dapat membantu warga untuk menciptakan pupuk organik mereka sendiri dan mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap pemakaian pupuk kimia,” tutup Chandra.
BACA JUGA