Gelontorkan 5,2 Miliar, Pemkot Jadikan Hotel Tempat Isolasi Mandiri Pasien COVID-19

Balikpapan,Gerbangkaltim.com – Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud didampingi Sekda Sayid MN Fadli, Komisaris Utama Grand Tiga Mustika Lilyana Widya, Kepala DKK Andi Sri Juliarti, Kepala Pol PP Zulkifli, Kepala BPDB Suseno, kadis Kominfo Sutadi, dan petugas meninjau langsung ke Hotel Grand Tiga Rabu (1/6/2021).

Hotel Grand Tiga Mustika yang akan dijadikan lokasi isolasi pasien Covid-19 memggantikan Embarkasi Haji Batakan yang akan digunakan untuk pelaksanaan ibadah haji 2021 ini.

Selain melihat kamar hotel ukuran standar hingga kamar untuk eksekutif juga meninjau ruang kerja para dokter dan petugas kesehatan, termasuk melihat balcon untuk tempat berjemur.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, Pemerintah kota akan berkomitmen bagaimana caranya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Balikpapan, mungkin saran dan ide dari Pemkot baik, tapi siapa tahu ada ide dari masyarakat silahkan sampaikan, sepanjang itu tujuan memutus mata rantai covid-19 di Kota Balikpapan.

“Evaluasi tentu ada, nanti kami bicarakan sama Dokter dan Satgas hasilnya selama ini didiskusikan, apa lagi yang kita siapkan saat ini salah satunya alternatif pemindahan pasien isolasi ke hotel,” ujar Rahmad Mas’ud, Rabu (1/6/2021).

Dari peninjauan ke lapangan bisa dilihat langsung, apakah ada kekurangan atau tidak, kalau ada maka akan dilengkapi sesuai dengan SOP Satgas.

“Di hotel ini SOPnya sudah bagus, keluar masuk pasien tidak bercampur dengan petugas hotel,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengaku saat ini karyawan hotel juga diberikan pelatihan dan melindungi mereka dengan vaksinasi dan cek antigen serta menyiapkan APD.

“Untuk karyawan hotel ada 15 yang dilibatkan, belum termasuk petugas tim medis , relawan PMI, Satpol PP yang kemarin bertugas di Embarkasi kami pindahkan ke Hotel ini,” tutupnya.

Pemilihan Hotel Grand Tiga Mustika sebagai lokasi isolasi mandiri tersentral pasien Covid-19 di Kota Balikpapan telah memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan oleh Pemkot melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan. Penyewaan hotel ini dilakukan saat era Wali kota sebelumnya. Hotel bintang 3 ini kini disulap menjadi hotel dengan fasilitas bintang 4.

“Hotel ini memenuhi syarat dari akses keluar masuknya berbeda, ada akses pasien covid-19 miliki jalan tersendiri langsung ke basement,” paparnya.

Kemudian memiliki dua lift yang terpisah dan muat untuk dimasukan ranjang pasien. “Kalau di hotel yang lain, akses liatnya hanya mampu menampung kursi roda,” kata Dio biasa Andi Sri Juliarty.

Untuk akses menuju ke rumah sakit rujukan pasien Covid-19 juga cukup dekat, seperti Rumah Sakit Pertamina dan Rumah Sakit Tentara. “Syarat sudah dipenuhi semua termasuk Tempat olaharaga bagi pasien juga ada,” ujar Dio.

Adapun anggaran yang dikeluarkan Pemkot Balikpapan untuk menyewa hotel ini sekitar Rp 5,2 Miliar yang mulai digunakan pada 1 Juni hingga 31 Desember 2021 mendatang.

“Kemudian kita mendapatkan 56 kamar untuk pasien, enam kamar untuk petugas, ada 2 kamar untuk adminitrasi dan gudang,” tegasnya.

Sementara itu pihak manajemen hotel telah menyiapkan beberapa petugas kebersihan kamar housekeeping dan petugas teknisi engineering yang akan selalu stan by di hotel.

“Hotel ini ada tiga shif bagi tenaga kebersihan kamar, begitupun untuk tenaga teknisi karena mereka masuk di ring 1 maka kami minta tinggal di hotel 15 hari, kemudian 15 hari berikutnya bergantian dengan teknisi lainnya,” ujar Komisaris Utama Hotel Grand Tiga Mustika, Lilikyana Widya.

Bagi karyawan yang ditempatkan di ring satu, manajemen telah menyiapkan kamar untuk menginap, jika sewaktu-waktu ingin dibersihkan setelah penghuninya check out.

“Ada petugas housekeeping yang akan membersihkan, dan menstrerisasi kamar, setelah itu kamar dikosongin satu hari dulu sebelum dipakai lagi,” akunya.

Dikatakan Liliyana, hotel ini baru beroperasi kembali setelah disewa untuk tempat isolasi oleh Pemkot Balikpapan, sebelumnya selama awal-awal pandemi sempat tutup sementara karena keterbatasan jumlah tamu yang menginap di hotel.

“Waktu itu yang nginap paling 10-20 kamar dari 126 kamar yang tersedia, hal itu tidak menutupi biaya operasional hotel, sehingga kami tutup sementara,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar