GPMB Dukung Tingkatkan Kembali Kemampuan Literasi Anak di Masa Pandemi

 

Oleh : Dr. Kasrani

TIDAK  terasa Bangsa Indonesia sudah merasakan pandemic Covid-19 sudah menginjak tahun kedua sejak kedatangannya Desember lalu, virus Corona belum juga enggan meninggalkan dunia ini.

Pendidikan menjadi salah satu dari sekian banyaknya sektor yang terkena dampak besar dengan adanya pandemi Covid-19. Untuk memutus kasus penyebaran virus Corona, pemerintah mengharuskan agar setiap sekolah di seluruh Indonesia ditutup dan melakukan kegiatan belajar mengajar secara online.

Keputusan ini tentu tidak dapat diterima begitu saja oleh semua pihak di seluruh daerah. Karena di lapangan, peralihan sistem pembelajaran ini menjadi “sesuatu yang tidak biasa” bagi pendidik ataupun peserta didik di semua jenjang pendidikan.

Meskipun sudah satu tahun lebih waktu terlewati dengan pembelajaran online, berbagai penyesuaian terhadap pembelajaran terus dilakukan guna mencapai efektivitas yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga, penyesuaian pembelajaran diupayakan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari pembelajaran online seperti, anak kecanduan bermain gadget, anak menjadi malas belajar, rendahnya kemampuan literasi anak, hingga yang paling parah adalah anak berhenti sekolah.

Dunia Pendidikan dihadapkan pada budaya baru dengan dipaksa harus melaksanakan belajar secara online, tentu ini juga akan berdampak pada cara belajar anak, namun ada juga dampak positif yaitu perhatian orang tua terhadap anak sangat tinggi sekali bahkan aka yang melebihi dengan orang tua yang belajar mengerjakan semua tugas-tugas anak.

Kita semua harus bijak dalam memahami kondisi pandemic seperti ini, Pendidikan anak itu suatu kewajiban orang tua, tetapi tidak boleh berlebihan yang dikawatirkan budaya anak untuk belajar berkurang sehingga menjadi malas, ketergantungan tidak punya kemndirian untuk belajar.

Perlu kita ketahui bahwatTingkat literasi masyarakat suatu bangsa memiliki hubungan yang vertikal terhadap kualitas bangsa. Tinggi-rendahnya literasi akan mempengaruhi produktivitas serta kesejahteraan suatu bangsa.

Prasyarat mutlak terwujudnya kemampuan literasi adalah membaca. Tingkat kegemaran membaca seseorang akan mempengaruhi wawasan, mental serta perilaku seseorang. Dalam masa pandemi Covid-19 ini kemampuan literasi mempengaruhi apakah informasi kesehatan dapat diterima lebih baik oleh masyarakat sehingga mampu menekan jumlah korban.Negara dengan nilai rata-rata tingkat literasi yang lebih rendah memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang pandemi dibandingkan negara lainnya. Sebaliknya, masyarakat dengan kemampuan literasi yang lebih tinggi cenderung akan lebih sadar terhadap rentannya kondisi pandemi. Mereka akan mampu mendeteksi gejala secara mandiri, mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya risiko, mampu berfikir positif bahkan tetap produktif di masa pandemi.

Mengahadap situasi pandemic seperti sekarang ini diperlukan usaha Pemulihan sosial ekonomi masyarakat dampak pandemi akan lebih cepat dengan adanya pusat-pusat layanan literasi sampai ke tingkat desa. Perpustakaan desa dan pustakawan dapat berperan dalam transformasi pengetahuan dan pemberdayaan berbagai potensi masyarakat berbasis pengetahuan.

Literasi terhadap masyarakat diharapkan mampu memicu semangat masyarakat untuk bangkit kembali menata kehidupan lebih baik kedepan, menata Pendidikan anak, menata ekonomi, menata kebiasaan baru dalam keluarga dan tentunya harapan kita bias meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan dating. SALAM LITERASI.

 

*Penulis adalah Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kab. Paser
.

Tinggalkan Komentar