Hadirkan Pendidikan Berkualitas Berdasarkan Minat dan Bakat menuju Generasi EMAS

Oleh :
Dr. Kasrani Latief
Ketua I Komisi Nasional Pendidikan Kaltim

“Dalam konteks pendidikan, sucinya lahir batin pun ditegaskan dalam teori “tabula rasa” John Locke, yang menyebut bahwa setiap anak lahir ibarat ‘kertas kosong’. Maka terserah orang dewasa untuk mengisi dan memengaruhinya kemudian”

PENDIDIKAN  merupakan usaha sadar yang diperuntukan oleh seluruh manusia yang bersifat universal yang bisa dilakukan dimanapun, kapanpun serta tidak ada batasan waktu. Pendidikan memegang peranan penting terhadap kemajuan pembangunan bangsa. Kualitas sumber daya manusia yang mempunyai daya saing juga, tidak terlepas dari pendidikan. Pengelola pendidikan yang diamanahkan oleh pemerintah merupakan ujung tombak percepatan peningkatan kualitas pendidikan. Sekolah merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi siswa, demikian pula pengambil kebijakan pada sekolah/satuan pendidikan mempunyai tanggung jawab yang sangat  strategis untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan.

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei  atau lebih dikenal dengan singkatan HARDIKNAS. Dilansir dari Wikipedia, sejarah Hari pendidikan Nasional bermula untuk menghormati Ki Hajar Dewantara yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar bisa memperoleh pendidikan yang layak.

Ketika masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, terdapat kenyataan bahwa hanya mereka keturunan Belanda dan orang-orang kaya saja yang bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak bisa mengenal pendidikan.  Hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara   yang lahir pada tanggal 2 Mei  1889.

Hari Lahir Ki Hajar Dewantara Setiap Tanggal 2 Mei, ditetapkan sebagai  Hari Pendidikan Nasional . bagaimana jika pendidikan tidak diperjuangkan saat itu maka sudah dapat dipastikan Indonesia tidak mungkin bisa maju dan berkembang perekonomiannya seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada saat Kabinet pertama Republik Indonesia, Beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C.  dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Tahun 1957.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat “Tut Wuri Hadayani” yang memiliki arti “di Belakang Memberikan Dorongan” makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.

Menurut Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”. Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023. Dalam rangka peringatan Hardiknas 2023, akan dilaksanakan upacara bendera hingga ragam aktivitas lainnya.

Tahun ini, Hari Pendidikan  jatuh pada Selasa, 02 Mei 2023, hari yang secara tradisonal didedikasikan untuk ‘berkaca’ tentang kegiatan pendidikan di tanah air kita, kita menjadikannya sebagai ‘tanda pengingat’ bahwa Hardiknas adalah momentum berharga untuk menggelorakan motivasi dan semangat berjuang untuk meraih kebajikan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Dalam konteks pendidikan, sucinya lahir batin pun ditegaskan dalam teori “tabula rasa” John Locke, yang menyebut bahwa setiap anak lahir ibarat ‘kertas kosong’. Maka terserah orang dewasa untuk mengisi dan memengaruhinya kemudian.

Kita baru saja merayakan Idul Fitri 1444 H, untuk itu Hardiknas kita ikat dengan kata kunci, pendidikan yang memaafkan. Bahwa dalam hidup ini, tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada salah, khilaf dan dosa. Pendidikan yang memaafkan selalu mengajak siapa pun ikhtiar memaafkan apa pun dan siapa pun. Agar terbebas dari sifat dan perilaku buruk atau kemarahan. Itulah substansi ibadah puasa, yang tidak hanya menahan rasa lapar dan haus.

Pendidikan yang memaafkan, menjadi penting hari ini. Untuk Lembaga Pendidikan, guru, atau siswa sekalipun. Bahwa pendidikan sebagai proses penting dalam membentuk karakter manusia. Agar tercipta manusia yang berkualitas iptek dan imtak. Pendidikan yang mampu mengadirkan karakter 1) kebaikan hati (agreeableness) yang menonjol. 2) lebih peduli orang lain (tender-mindedness), 3) rendah hati (humility), 4) murah hati (altruism), dan 5) ramah (compliance).

Dengan adanya kemudahan dalam menempuh jenjang pendidikan saat ini diharapkan bagi generasi muda, siswa dan pelajar dapat memanfaatkannya untuk menimba ilmu yang setinggi-tingginya. Seperti kutipan dalam kalimat kiasan “Tuntutlah Ilmu dari Buaian hingga ke Liang Lahat” atau “Tuntutlah Ilmu hingga ke Negeri Cina” dapat Anda resapi sebagai : Menuntut ilmu itu tidak mengenal adanya batasan umur dan usia, serta tempat.

Ilmu merupakan jendela dunia, tingkatkan budaya membaca buku yang bermanfaat, bagi Anda yang memiliki keahlian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka Anda akan bisa menguasai dunia dalam genggaman anda.

Momen Hari Pendidikan Nasional ini menegaskan akan pentingnya pendidikan karakter. Bukan hanya Pendidikan yang mencerdaskan intelektual. Pendidikan yang berani meminta maaf dan memberi maaf. Agar Pendidikan tidak lagi bertumpu pada kecerdasan tapi keteladanan. Pendidikan yang menjadi basis pengembangan karakter dan emosional manusianya.

Dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap Tanggal 2 Mei ini diharapkan dapat memberikan makna tersendiri yang mendalam terhadap kemajuan pendidikan baik Formal, Nonformal maupun Informal di Indonesia.

Untuk itu  saya menyampaikan selamat Hari Pendidikan Tahun 2023,  mari kita ambil hikmah yang luar biasa dari perjuangan KH. Hajar Dewantara untuk menciptakan Generasi cerdas dan bermartabat di Indonesia. Sudahkan kita mewujudkan cita-cita luhur Bapak Pendidikan Indonesia ?, jawabannya tentu masih perlu perbaikan-perbaikan dan masih perlu ditingkatkan sehingga semua anak bangsa dapat merasakan pentingnya pendidikan, masih perlu kerjasama antar semua stakeholder dan masyarakat, kerja bersama menjadi modal besar untuk meningkatkan mutu pendidikan mencerdaskan anak bangsa menuju Generasi EMAS.

Saya berharap pada Hardiknas 2023 ini agar menjadikan pendidikan sebagai skala prioritas, pendidikan berkualitas berdasarkan minat dan bakat pelajar dan tidak ada lagi usia anak sekolah yang tidak bersekolah ataupun putus sekolah. Semua anak memiliki hak yang sama dengan yang lainnya.

Olo manin Aso Buen Siolondo (Hari Esol Lebih Baik dari Hari Ini)

Tinggalkan Komentar