Hari Pahlawan, Momentum Perkuat Perjuangan Mewujudkan Paser MAS
“Nilai kepahlawanan sejatinya tidak akan pernah usang atau lekang dimakan jaman karena pada setiap waktu dapat diimplementasikan dan direvitalisasi dari generasi ke generasi sepanjang masa sesuai perkembangan jaman.
Oleh :
Dr. Kasrani Latief, M.Pd
Kabid PUG dan PP DP2KBP3A Kabupaten Paser
HARI ini Kamis, 10 November 2022, adalah Hari Pahlawan, sejarah Hari Pahlawan diawali dari pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.
Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah, salah satunya di Surabaya.
Pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan mereka berada di Surabaya pada 25 September 1945. Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Tugas mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.
Gejolak antara tentara dan milisi pro kemerdekaan Indonesia dan pihak Belanda sudah dimulai pada 19 September 1945. Karena malam sebelumnya, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di sebelah utara di Hotel Yamato, Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya, tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya. Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya. Mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.
Warga protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato. Warga meminta bendera Belanda diturunkan dan dikibarkan bendera Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing karena Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik. Hotel Yamato ricuh. Warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo yang berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.
Kemudian Pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata. Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak dan mobil yang ditumpanginya di ledakan oleh milisi. Pemerintah Inggris marah.
Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.
Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah. Puncaknya, pertempuran 10 November meletus. Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah. Pertempuran tersebut menewaskan ribuan korban. Korban dari Indonesia diperkirakan 16.000 dan pihak Inggris sekitar 2.000.
Peristiwa inilah yang mendasari sehingga Setiap 10 November, negara kita tercinta memperingati Hari Pahlawan. 10 November juga dikenal sebagai Pertempuran Surabaya dan tercatat sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Republik Indonesia (RI), karena pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan.
Setiap tahun masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan pada 10 November. Tujuan memperingati Hari Pahlawan adalah untuk mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak lupa pengorbanan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Tentu ini menjadi penting dan bermakna pada setiap individu masyarakat Indonesia, ketika dimaknai bahwa hari pahlawan sebagai upaya mengingat dan melanjutkan akan jiwa pengorbanan para pahlawan terdahulu.
Peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan sebagai cermin atau refleksi tentang pengorbanan, keteladanan, dan keteguhan untuk menggapai harapan masa depan dengan terus bekerja dan bekerja dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera sebagai cita-cita perjuangan bangsa, sesuai Sila Kelima Pancasila, juga sebagai momenfum dalam rangka menumbuh-kembangkan nilai-nilai persatuan, kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial.
Oleh karena itu, nilai kepahlawanan sejatinya tidak akan pernah usang atau lekang dimakan jaman karena pada setiap waktu dapat diimplementasikan dan direvitalisasi dari generasi ke generasi sepanjang masa sesuai perkembangan jaman.
Peringatan Hari Pahlawan selalu menjadi penting, selain dapat digunakan sebagai barometer tentang seberapa kuat keyakinan kita terhadap nilai-nilai kejuangan dari suatu proses kehidupan berbangsa dan bernegara, juga sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang untuk mewujudkan kemerdekaan dan menjaga tetap utuhnya negara kesatuan Republik Indonesia.
Banyak hal yang mesti dipahami dan disadari oleh setiap individu, sehingga mampu melaksanakan dan menyadarkan akan pentingnya jiwa kepahlawanan dalam melaksanakan tugas, hal ini berkaitan dengan seberapa jauh memahami nilai-nilai kepahlawanan itu yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan keseharian sehingga menjalankan tugasnya masing-masing dapat menerapkan nilai-nilai kepahlawanan secara baik dan benar.
Sebagai generasi penerus bangsa, memperingati hari pahlawan salah satunya adalah dengan merawat kemerdekaan. Tidak hanya itu, seluruh anak bangsa juga memiliki tugas untuk meneruskan cita cita para pahlawan atas Bangsa Indonesia. Setidaknya ada tiga cita-cita dari para pahlawan yang wajib diteruskan. Pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kedua untuk memajukan kesejahteraan umum, dan ketiga mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia tidak hanya berarti secara fisik. Namun bermakna melindungi kepentingan-kepentingan rakyat, jangan sampai kepentingan rakyat dikalahkan dengan kepentingan lain. Sedangkan melindungi tumpah darah Indonesia, berarti komitmen yang besar untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, hanya untuk kepentingan anak bangsa.
Selamat Hari Pahlawan, Mari kita jadikan Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022 sebagai penyemangat dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan, tentu dengan mengisi pembangunan disegala bidang, kita ikut serta sesuai profesi dan Bidang kita masing-masing dalam mewujudkan tujuan pembangunan yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan Kesejahteraan Umum dan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” dan Bagi Masyarakat Kabupaten Paser tentu Peringatan Hari Pahlawan sebagai Penyemangat dan memperkuat perjuangan kita dalam mewujudkan Paser MAS (Maju, Adil dan Sejahtera)
BACA JUGA