Hari Pemberian Buku Internasional 2024, tumbuhkan imajinasi, kreativitas, dan kegembiraan membaca pada anak

 

PASER, Gerbangkaltim.com – Tanggal 14 Februari 2024 selain Pelaksanaan Pemilu Presiden, DPD, DPRRI,DPR Provinsi dan DPRD Kab/Kota, di tanggal ini juga setiap tahun diperingati juga dengan perayaan Hari Pemberian Buku Internasional (International Book Giving Day).

Awalnya, sejak tahun 2012, kala itu Amy Broadmoore dan putranya menyusun ide aslinya untuk Hari Pemberian Buku Internasional setelah melihat kebutuhan buku karena kekurangan dana. Setelah itu, penulis buku anak-anak di Inggris, Emma Perry mulai menjalankan situs web Book Giving Day pada 2013.

Acara ini tidak terorganisir besar-besaran melainkan mendorong sukarelawan untuk bertindak dengan niat baiknya sendiri untuk memberikan buku kepada anak-anak. Buku ini bisa buku favorit atau yang belum pernah dibaca, bahkan mungkin yang kita kira anak-anak akan menyukainnya.

Menurut Ketua GPMB Kabupaten Paser Dr. Kasrani “Hari pemberian buku internasional bertujuan agar setiap anak mendapatkan buku sebanyak mungkin. Inisiatif ini juga untuk meningkatkan akses dan antusiasme anak-anak terhadap buku, ini bagian dari cara lain untuk membagikan kasih sayang, yakni dengan berbagi buku kepada anak-anak yang mungkin tidak memilikinya.”

Lebih lanjut Kasrani mengungkapkan, ada berapa faktor rendahnya minat baca di Indonesia. Pertama, masih sulitnya akses terhadap buku. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah toko buku yang terbatas, sedikitnya perpustakaan yang masih sedikit di satu wilayah, dan daya beli masyarakat yang rendah.

“Salah satu penyebab rendahnya minat baca anak adalah kesulitan akses untuk mendapatkan buku. Semangat baca yang tinggi pun menjadi tidak berarti tanpa adanya buku yang bisa dibaca.”

Hal kedua, buku yang ada kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat masih sulit mengakses informasi yang dibutuhkan melalui buku. Hal ketiga ialah media promosi buku yang terlalu serius, sehingga belum mampu menarik minat masyarakat untuk membeli buku tersebut.

Kasrani pun optimis seyogyanya masyarakat Indonesia mampu menepis konidis tersebut. Salah satunya ialah dengan mendorong kembali gerakan membagi buku di masyarakat, dan membuka Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan perpustakaan-perpustakaan.

Kasrani menambahkan “Ada banyak sekali alasan anak-anak memerlukan buku. Contohnya saja untuk dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, mengembangkan keterampilan bahasa dasar, dan dapat menemukan ide-ide baru. Alasan itulah yang menegaskan setiap anak harus memiliki bukunya sendiri.” Ujarnya

“Mari, kita jadikan momen hari pemberian buku ini untuk menumbuhkan imajinasi, kreativitas, dan kegembiraan membaca pada anak. Jadi, temukan buku, donasikan atau hadiahkan kepada anak-anak.” Mengakhiri penjelasannya. (*/gk)

Tinggalkan Komentar