Heboh! Penemuan Mayat Guru SMK di Kamar Kost Desa Kota Bangun I, Kukar

Penemuan Mayat Guru SMK
Warga Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara, digegerkan oleh penemuan mayat seorang perempuan di kamar kost pada Minggu (6/10/2024).

Gerbangkaltim.com, Kutai Kartanegara – Warga Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara, digegerkan oleh penemuan mayat seorang perempuan di kamar kost pada Minggu (6/10/2024). Korban yang diketahui bernama Listiyani (50), seorang guru di SMK 1, ditemukan dalam kondisi sudah membusuk di kamar kontrakannya. Penemuan tragis ini pertama kali diketahui oleh salah satu warga yang mencium aroma tak sedap dari arah rumah korban.

Peristiwa ini bermula ketika saksi pertama, Riski Ikbal (26), yang sedang mengepel lantai depan rumahnya, mencium bau menyengat yang berasal dari arah kamar kost korban. Karena penasaran, Riski mencoba memeriksa melalui jendela yang kebetulan terbuka. Ia pun dikejutkan dengan banyaknya lalat yang keluar-masuk dari dalam kamar. Ketika diperiksa lebih lanjut, ia melihat tubuh Listiyani sudah tergeletak tak bernyawa dengan kondisi yang memprihatinkan.

Riski kemudian segera melaporkan temuannya tersebut kepada Wachid (58), seorang purnawirawan TNI yang juga saksi kedua, untuk menghubungi pihak kepolisian. Kapolsek Kota Bangun, AKP Suyoko, beserta tim segera mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Tim INAFIS Polres Kutai Kartanegara.

“Korban ditemukan dalam kondisi terlentang di kamar kost milik Ropik, dan berdasarkan keterangan saksi, korban tinggal sendirian di sana. Sebelumnya, ia sempat izin tidak masuk kerja selama tiga hari untuk mengurus berkas PPG guru,” ungkap AKP Suyoko.

Lebih lanjut, jenazah korban langsung dievakuasi ke RS Parikesit, Tenggarong, untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab pasti kematiannya. Di sekitar tubuh korban, polisi menemukan obat sakit kepala yang diduga sering dikonsumsi korban.

Namun, berdasarkan pernyataan adik korban, Lena Marlina, keluarga menolak dilakukan autopsi karena sudah menerima kematian Listiyani sebagai musibah. Lena juga mengungkapkan bahwa kakaknya memang memiliki riwayat hipertensi yang cukup parah.

“Kami telah berkoordinasi dengan tim INAFIS untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Saat ini, kasus ini ditutup sebagai kematian wajar sesuai dengan keterangan pihak keluarga,” jelas AKP Suyoko.

Penemuan mayat ini sontak membuat geger warga sekitar, yang tidak menyangka guru yang dikenal baik tersebut meninggal dengan cara yang begitu tragis. Hingga saat ini, Polsek Kota Bangun masih terus berupaya memberikan dukungan kepada keluarga korban.

Sumber: Humas Polda Kaltim

Tinggalkan Komentar