Ikan Paus Terdampar Di Pantai Teritip Balikpapan Timur
Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Seekor Ikan Paus ditemukan terdampar di Perairan di Kawasan Pantai Teritip, Balikpapan Timur, Kaltim, Rabu (25/9/2024). Diduga, mamalia laut raksasa tersebut merupakan paus sperma.
Ikan paus yang diperkirakan memiliki panjang 15 meter dengan bobot seberat 40 ton ini ditemukan oleh nelayan yang sedang melaut di perairan dangkal, sekitar 2 mil dari bibir pantai.
Kejadian ini langsung dilaporkan kepada pihak yang berwenang di Balikpapan Timur.
Tim gabungan yang terdiri dari Ditpolairud Polda Kaltim, Dinas Perikanan, serta BKSDA Kaltim segera bergerak untuk menangani situasi ini.
Binmas Perairan Ditpolairud Polda Kaltim, Bripka Taufik mengatakan laporan awal kejadian tersebui diterima dari nelayan di perairan Manggar, Balikpapan Timur.
“Jadi ada nelayan yang melaporkan kejadian ini, dan kami segera bertindak bersama Dinas Perikanan dan BKSDA,” ujarnya, Kamis (26/9/2024).
Dikatakannya, usai mendapatkan laporan, tim gabungan segera berupaya untuk menyelamatkan paus dengan cara membantunya untuk bisa kembali ke laut dalam.
Namun, akibat cuaca yang tidak bersahabat dan malam menjelang, sehingga menyulitkan proses evakuasi.
“Kami sudah mencoba hingga malam agar paus bisa bergerak ke laut dalam, tapi karena kondisi cuaca dan gelap, paus hanya bergerak sedikit. Akhirnya, kami putuskan untuk meninggalkan lokasi demi keselamatan semua pihak,” jelasnya.
Keesokan harinya, kata Taufik, Kamis pagi (26/9/2024), laporan baru masuk bahwa paus masih terdampar di lokasi yang sama, di Teritip, Balikpapan Timur.
Kemudian, Tim gabungan kembali menuju lokasi untuk memantau kondisi paus yang masih hidup tersebut. Namun, tim memperkirakan paus tersebut tidak dalam kondisi sehat.
“Paus masih hidup, tapi mungkin kesehatannya tidak 100 persen. Mungkin paus tersebut sedang sakit,” paparnya.
Dijelaskannya, beberapa penyebab terdamparnya paus dan saat ini sedang diteliti. Dan salah satu kemungkinan penyebabnya adalah masalah kesehatan atau gangguan akibat gempa bumi yang mempengaruhi sistem sonar paus.
“Gempa bisa mempengaruhi sonar mereka, membuat mereka kesulitan kembali ke laut yang lebih dalam,” ucapnya.
Tim gabungan kemudisan menggunakan perahu dan tali khusus untuk mengarahkan paus kembali ke laut dalam. Dimana, tali yang digunakan dibuat dari bahan lembut agar tidak melukai paus selama proses penyelamatan.
“Kami akan menggunakan tali lembut dan perahu untuk mengarahkan paus kembali ke laut dalam. Paus butuh bantuan karena sonar mereka tidak bekerja dengan baik di perairan dangkal,” jelasnya.
Tim penyelamat saat ini sedang menunggu air surut agar operasi evakuasi dapat dimulai.
“Kami sudah siap dengan perahu dan peralatan. Tinggal menunggu air surut untuk segera berangkat,” tutupnya.
BACA JUGA