Isu Pertalite Dihapus, Warga Panik Buying Akibatnya Ratusan Kendaraan Antre di SPBU

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Antrean panjang kendaraan roda empat dan roda dua di sejumlah di SPBU Kota Balikpapan dalam dua minggu terakhir makin sering terlihat. Kuat dugaan fenomena ini terjadi akibat panik buying yang terjadi menyusul merebaknya isu BBM jenis pertalite akan dihapuskan.
Di SPBU Coco Pertamina di Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan ini misalnya, ratusan kendaraan terlihat antrean kendaraan terlihat hingga siang hari untuk menunggu giliran melakukan pengisian BBM.
“Saya gak tau kenapa kok bisa antre begini untuk isi BBM jenis Pertalite, saya sudah antre selama 1 jam ini. Harapan saya agar kondisi ini bisa kembali normal lagi antreannya, gak usah dinaikin harga BBM nya, kita sama-sama tau lah kondisi perekonomian warga juga masih sulit,” ujar Sam, Salah seorang pengemudi kendaraan yang sedang antre di SPBU Coco Pertamina di di Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan, Selasa (17/10/2023).
Senada dengan itu, Pengemudi Pick Up Pengangkut Tandon Air, Saiful mengatakan, sudah mengantre selama setengah jam namun belum juga bisa mendapatkan giliran untuk bisa mendapatkan BBM jenis Petralite untuk mobil yang di operasionalkannya.
“Hidup di negara ini kok gak tambah enak, kok malah tambah susah. Sudah antre air ini lagi antre BBM, lihat saja ini ratusan mobil antre hanya untuk dapat BBM saja,” tukasnya.
Pria yang melayani pengisian air di wilayah Kampung Timur, Balikpapan Utara ini meminta Pemerintah melalui PT pertamina untuk bisa mengatasi masalah kesulitan mendapatkan BBM jenis Pertalite ini.
Area Manager Communication, Relations dan CSR Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 350 KL BBM jenis Pertalite di seluruh Kota Balikpapan. Dan dari segi stok untuk BBM jenis Pertalite di TBBM Patra Niaga Balikpapan dalam keadaan cukup aman, dimana tersedia stok untuk 9-14 hari akumulatif atau akan terus bertambah.
“Sehingga jika ada kekhawatiran warga akan kehabisan BBM jenis Pertalite, itu tidak benar,” tegasnya.
Dikatakannya, semenjak adanya isu tentang akan adanya penghapusan BBM jenis Pertalite maka masyarakat berbondong – bondong membeli BBM jenis ini, maka ditegaskannya isu tersebut tidak benar adanya.
“Jadi sebenarnya yang disampaikan Dirut Pertamina adalah kajian untuk menambahkan bahan bakar nabati atau Bio Etanol ke Pertalite, tapi ini sekali lagi masih dalam tahap kajian, sehingga perencanaannya pun belum ada. Namun jika nanti aka nada produk baru menggantikan pertalite, maka sudah barang tentu akan disampaikan Pertamina ke masyarakat, dan harganya pun akan diatur oleh pemerintah karena BBM Pertalite ini penugasan dari Pemerintah sesuai Perpres 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Arya menyampaikan himbauannya kepada warga konsumen pertamina yang telah berpindah atau shifting dari menggunakan BBM jenis Pertalite ke Pertamax, meski disparitas harganya cukup tinggi untuk tetap menggunakan Pertamax terutama kendaraannya yang spesifikasinya harus menggunakan BBM Ron 92.
“Pasalnya, jika menggunakan pertalite sudah barang tentu akan terjadi antrean,” paparnya.
Diakuinya, panik buying yang terjadi ini karena pengendara hanya melakukan pengisian sekitar 5 -10 liter BBM jenis Pertalite, ini membuktikan bahwa di tanki kendaraanya masih terisi BBM setengahnya.
“Tapi karena panik, takut kehabisan pertalite, maka ikut mengantre BBM untuk menambah 5-10 liter saja. Jadi masyarakat tidak perlu panik, kalau masih ada BBM di tanki kendaraannya gunakan saja dulu karena stok kami pun masih cukup,” tutupnya.
BACA JUGA