Jaga Pluralisme Muhammadiyah Paser Ajak Umat Islam Berpikir Inklusif
Tana Paser, Gerbangkaltim.com – Sekretaris Muhammadiyah Cabang Paser Syarif Hidayatullah, mengajak umat islam di daerah itu untuk berpikir inklusif terhadap persoalan dan perbedaan atau mampu menempatkan pemikiran masing-masing menurut sudut pandang orang lain.
Momen Isra Mi’raj menurut Syarif merupakan moment perjalanan Rasullah yang merupakan perisitwa paling menakjubkan baik dari sudut pandang ideologi maupun teknologi. Dari perjalanan itu, umat islam diperintahkan untuk Shalat lima waktu. Menjadi pribadi yang taat beribadah, dan soleh.
“Jadi tidak ada yang rajin sholat lima waktu tapi malah berpkiri ekskulisif, merasa bahwa lebih sholeh dari yang belum sholat. Seharusnya, orang yang rajin sholat harus lebih mengayomi sesama. Mari kita berpikir inklusif,” kata Syarif di Tanah Grogot, Rabu (3/4).
Dengan bersikap seperti itu, umat islam diharap dapat menjaga perbedaan atau pluralism. Tidak menebar kebencian, fitnah, atau yang dalam istilah sekarang berita hoax. “Islam mengajarkan kedamaian, keselamatan walau terkadang disudutkan dengan Islam Radikal. Padahal dari dulu Islam membawa damai, bertoleransi dengan agama lain,” kata Syarif.
Kembali pada momen Isra Mi’raj lanjut Syarif, yang terpenting dari peristiwa itu adalah aktualisasi. Umat Islam diharap dapat menjaga salatnya. Menjaga perbuatannya, lisan, tindakan dan sikap antar sesama. “Bukankah sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Sholat yg bagaimana? Yaitu mempraktekkan ajaran sholat dalam kehidupan sehari-hari,” timpal Syarif.
Islam yang baik adalah menurut Syarif islam yang mampu berada di tengah antara perbedaan atau istilahnya umat yang umatan wasotan, atau umat tengahan. “Atau bahasa yg lebih tepat adalah berIslam yg tepat/pas dg apa yg digariskan Allah dan RasulNya,” kata Syarif.
Dari momen Isra’ Mi’raj ini juga, umat Islam diharapkan dapat mencontohkan sebagai umat yang baik. Oleh karena itu, Isra’ Mi’raj merupakan momen untuk berubah, atau berhijarah dari perbuatan yang tidak baik.
“Hijrah bermakna pindah dari yang batil atau salah kepada yang haka tau benar. Maka buat kita sekarang adalah terus berhijrah, berproses diri agar menjadi lebih baik, menjadi bangsa yg berhijrah menjadi lebih baik, baik menurut Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh karena itu marilah kita memilih pemimpin yang baik, baik menurut nurani kita, baik di mata umat dan bangsa serta yang terpenting pemimpin yg kita pilih adl pemimpin yg jika ada masalah kembali kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul-Nya (sunnah),” pungkas Syarif. (Jya)
BACA JUGA