Kaharuddin Memang Politisi Hebat…!!
TERLEPAS dari mundurnya H. Kaharuddin sebagai calon Bupati Paser akibat kondisi kesehatan, nyatanya politisi asal Partai Golkar ini telah menunjukan jati diri seorang politisi yang hebat dan percaya diri. Lho kok bisa
Ya, coba bayangkan, jauh-jauh hari, H. Kaharuddin adalah politisi pertama dan secara terbuka menyatakan diri sebagai calon Bupati Paser yang diusung Partai Berlambang Pohon Beringin itu. Di saat partai-partai lain belum sibuk menentukan siapa kadernya yang akan diusung dalam pilkada.
Padahal jika mengacu pada persyaratan pencalonan melalui partai, maka dibutuhkan enam kursi di DPRD.
Sementara pada pemilu legislatif 2019, Partai Golkar hanya mampu meraih lima kursi , yang berati harus menambah satu kursi lagi agar pencalonan H. Kaharuddin berjalan mulus.
Sejak pernyataan terbuka itu, sejumlah baliho bergambar H. Kaharuddin lengkap dengan background Partai Golkar bertebaran dimana-mana di wilayah Kabupaten Paser.
Bahkan ada baliho yang menampilkan lengkap dengan foto calon wakilnya.
Kondisi terbalik justru dialami sikap partai politik lain yang saat ini belum secara terbuka menyatakan siapa kader partainya yang akan dicalonkan.
Ironisnya ini terjadi pada partai yang jelas-jelas memiliki tiket bisa mengusung kadernya seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat.
Kedua partai tersebut memiliki enam kursi di DPRD. Sudah memenuhi syarat. Namun yang dilakukan kedua partai tersebut hanya bersikap ‘wait and see;’ sambil menunggu lamaran para calon.
Meskipun ada salah satu partai yang menyebut sudah ada kadernya yang dicalonkan, namun nampaknya belum secara vulgar menunjukkan kepada publik seperti halnya dilakukan Partai Golkar.
Partai tidak percaya diri ? krisis kader? atau karena biaya besar ..?
Bisa dipahami bahwa jarak yang begitu dekat antara pemilihan legislatif 2019 dengan pemilihan Bupati Paser tahun ini, sangat berpengaruh terhadap kader -kader partai , terutama yang saat ini duduk di legislatif, untuk mencalonkan diri.
Mereka bersikap lebih realistis bahwa faktor elektablitas dan finansial perlu disiapkan jika ingin mengikuti kontestan pemilihan Bupati Paser.
Untuk duduk di legislatif saja mereka sudah mengeluarkan biaya yang besar. Apalagi biaya untuk mencalonkan diri sebagai calon bupati tidaklah sedikit.
Ibarat peribahasa Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan. Begitu kira-kira sikap realistis kader partai di legislatif sebagai alasan enggan mencalonkan diri. Mengharapkan sesuatu yang belum pasti, sementara yang di tangan disia-siakan akhirnya tak dapat apa-apa. Apalagi jika kader partai tersebut sudah duduk di unsur pimpinan dewan.
Untuk maju menjadi calon Bupati Paser memang butuh modal, baik elektabilitas maupun finansial. Satu lagi.. keberanian dan Percaya diri. Dan itu sudah ditunjukan H. Kaharudin, meski pada akhirnya dia menyerah dengan kondisi kesehatannya.
R.Wartono, ..Forum Diskusi Daya Taka
BACA JUGA