Kopri diharapkan jadi Agen Perubahan Terwujudnya Kesetaraan Gender di Paser

 

PASER, GERBANG KALTIM- Kabid Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan DP2KBP3A Paser Dr. Kasrani, M.Pd mengharapkan peserta Sekolah Islam dan Gender (SIG) dapat merefleksikan nilai-nilai gender. Selain itu juga tetap memperjuangkan kesetaraan gender dalam diri maupun berkehidupan sosial.

Hal itu dikatakan Kasrani saat menjadi Narasumber pada Sekolah Islam dan Gender (SIG). yang diselenggarakan Koprs Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Paser, Sabtu (27/11/2021)

Kasrani memaparkan materi dengan tema Revitalisasi Gerakan Kopri Dalam Menghadapi Realitas Sosial.

“Peserta pasca SIG ini harus bisa mengabdikan diri dan mengamalkan nilai-nilai gender untuk jangka panjang. Hal ini dilakukan agar perempuan di masa mendatang dapat menjadi kader perempuan yang survive , tangguh, progresif, cerdas ,visioner dan juga berakhlakul kharimah, “katanya.

Di masyarakat kita sekarang ini, kata dia, masih ada pemikiran turun temurun bahwa perempuan lebih rendah posisinya dibandingkan dengan laki-laki.
“Inilah yang menjadi akar masalah dari ketimpangan gender yang masih terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia,” ujarnya.

Kasrani menambahkan, untuk mengurangi dan menghilangkan pemikiran masyarakat yang telah kuat mengakar, dibutuhkan upaya menyeluruh dari berbagai kalangan.

“Ini tidak hanya menjadi tugas DP2KBP3A Kabupaten Paser tetapi menjadi tugas kita semua, termasuk tokoh agama. Apalagi, agama merupakan pondasi dari kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat, ” Katanya.
Di semua agama, tanpa terkecuali, memandang seluruh ciptaan-Nya sebagai mahkluk yang sama baiknya di mata Sang Pencipta, baik laki-laki maupun perempuan dan tidak patut diperlakukan secara diskriminatif. Agama Islam memandang kaum perempuan setara bahkan memuliakannya.

“Hal tersebut terbukti tidak hanya tercantum di dalam ayat suci Al-Quran, tapi juga melalui perlakuan Rasulullah SAW terhadap kaum perempuan dan hak-hak kaum perempuan yang diberikan setelah datangnya Islam di muka bumi.” terangnya.
Kasrani mengutip pernyataan yang disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar mengatakan bahwa agama Islam menjunjung tinggi kaum perempuan dan kesetaraan.
“Dalam Al-Quran menyebutkan orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertaqwa. Jadi, hal ini tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin, kewarganegaraan, warna kulit, dan lainnya. Agama Islam sangat menjunjung tinggi kaum perempuan dan kesetaraan,” tegasnya.

Jadi menurut Kasrani jelaslah bahwa Persoalan terkait ketidaksetaraan gender bukan persoalan agama, melainkan budaya dan penafsiran agama yang kurang tepat, sehingga perempuan menjadi korban.
“Berhentilah melakukan penzaliman atas nama agama, ” kata Kasrani.

Tinggalkan Komentar