Lifting Migas Kalsul Lampaui Target, Fokus Di 4 Area

BALIKPAPAN, Gerbangkaltim.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) hingga akhir September kemarin berhasil memenuhi target lifting minyak dan gas bumi, hingga mencapai 106 persen dari target.

Senior Manager Humas SKK Migas Kalsul Sebastian Julius mengatakan, lifting minyak bumi di wilayah kerja Kalimantan dan Sulawesi sudah mencapai 83.574 barrel oil per day (bopd). Sementara untuk gas bumi, lifting tercatat sebesar 1.699 million standard cubic feet per day (mmscfd). “Capaian itu sudah melebihi target. Sebab pada APBNP lifting di wilayah Kalsul ditarget 78.947 bopd untuk minyak dan 1.597 mmscfd untuk gas,” ujarnya dalam jumpa pers, Senin lalu (23/11/2020).

Capaian lifting ini tentu saja membanggakan. Hanya saja, diakui Sebastian capaian tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu, imbas dari pandemi Covid-19. “Harga minyak tahun ini juga mengalami penurunan ditambah konsumsi yang juga ikut turun jadi sebab utama,” jelas Sebastian.

Soal kontribusi wilayah kerja Kalimantan dan Sulawesi terhadap lifting nasional, Sebastian mengaku peran wilayah kerjanya cukup signifikan. Untuk minyak bumi, Kalimantan dan Sulawesi berkontribusi sebesar 12 persen. Kontribusi lebih besar disumbang dari lifting gas bumi yakni sebesar 31 persen.

Seiring dengan target produksi 1 juta BOPD pada tahun 2030 mendatang, SKK Migas Kalsul terus berupaya untuk terus berkontribusi. Sejumlah proyek besar, lanjut Sebastian sedang berjalan seperti proyek pengembangan Lapangan Merakes-Eni East Sepinggan. Selain itu, ada empat area fokus eksplorasi potensial untuk penemuan besar, yakni Tarakan Offshore, Kutai Offshore, Buton Offshore, dan Makassar Strait Area.

Tahun ini, diteruskan Sebastian, setidaknya ada 13 proyek pengeboran yang direncanakan di wilayah kerja Kalimantan dan Sulawesi. Di mana, hingga September sudah ada enam proyek pengeboran yang sudah berjalan.

“Konklusif masih belum ditemukan cadangan, artinya masih belom ekonomis,” ujarnya. (mh/gk)

Tinggalkan Komentar