Luas Lahan Pertanian di Kaltim Alami Penurunan Hingga 12 Persen

Pemprov Kaltim
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemprov Kaltim menyatakan luas panen padi Provinsi Kaltim di 2023 mencapai sekitar 57,08 ribu hektare. Dimana jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 7,89 ribu hektare atau 12,14 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 64,97 ribu hektare.

Sedangkan produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 226,97 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 12,45 ribu ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239,42 ribu ton GKG.

Dan untuk produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 132,02 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 7,25 ribu ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 139,27 ribu ton.

Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik mengatakan, produksi beras pada tahun 2024 ini mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi, mulai perumahan hingga kegiatan usaha lainnya.

“Jumlah lahan pertanian padi kita mulai penurunan kurang lebih 12 persen, dari luasan lahan kita, ini juga berkontribusi terhadap rendahnya produksi kita. Nah ini jadi catatan kita,” ujarnya. Selasa (16/7/2024).

Dikatakannya, alih fungsi lahan ini akan menjadi bahan diskusi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim ke depannya.

“Kita harus membutuhkan perluasan lahan lagi, kalau mau swasembada. Kita ‘kan baru bisa memenuhi kebutuhan 20 persen beras kita, sisanya impor dari luar daerah,” jelasnya.

Akmal Malik mengakui, saat ini juga ada penurunan minat warga untuk bertani. Sebab, selain alih fungsi lahan persawahan, peminat kalangan muda untuk menjadi petani pun berkurang.

“Makanya persoalan bagaimana membangun masyarakat mau bertani, juga jadi perhatian serius,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana dalam rilisnya mengatakan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

“Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 1,86 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 78,07 ribu ton GKG,” ucapnya.

Dengan demikian, katanya, maka total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 79,93 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 27,25 ribu ton GKG (25,42 persen) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang sebesar 107,18 ribu ton GKG.

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, masing-masing sebesar 4,26 ribu hektare (13,33 persen) dan 3,56 ribu hektare (16,80 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Menurutnya, penurunan produksi padi yang cukup besar secara absolut pada 2023 terjadi di beberapa wilayah seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau.

Di sisi lain, kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi yang cukup besar, yaitu pada Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tinggalkan Komentar