Magang, Solusi Tantangan Baru Dunia Kerja

Foto : Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan Muhammad Ali (kiri) memberi sambutan di depan puluhan peserta magang sebelum menjalani pelatihan tahap 1 kerja magang di Jepang.

Sub – Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Buka Pelatihan Tahap 1 Magang Jepang

LAMPUNG, Gerbang Kaltim – Pelatihan vokasi dan pemagangan yang dilaksanakan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan menjadi salah satu solusi menghadapi tantangan-tantangan baru dalam menghadapi perubahan kebutuhan tenaga kerja yang terjadi saat ini.

Hal ini disampaikan Muhammad Ali, Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan dalam acara pembukaan pelatihan tahap 1 peserta praktek kerja angkatan 33-1 ke 332 pemagangan Jepang yang digelar Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung dan IKAPEKSI, Selasa (10/8).

Dalam acara yang digelar di Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Metro Barat tersebut, Muhammad Ali menyebutkan tantangan dalam dunia ketenagakerjaan yang paling utama dihadapi pencari kerja diantaranya bonus demografi, era revolusi Industri 4.0 dan pandemic Covid-19.

Untuk mendapatkan bonus dari kondisi demografi, ada dua hal yang harus dipastikan. Yaitu lapangan kerja dan tenaga kerja yang kompeten untuk bisa bersaing memperebutkan pasar kerja.

Peserta pelatihan tahap 1 peserta praktek kerja angkatan 33-1 ke 332 Magang Jepang.

 

Sementara itu, perubahan pola kerja di era revolusi industri 4.0 disebut berdampak pada hilangnya banyak pekerjaan. Namun muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang menuntut adaptasi skill agar tetap relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Tantangan lain, adalah kondisi pandemic covid-19 yang berimbas pada banyaknya PHK yang dilakukan sejumlah perusahaan untuk melakukan efisiensi keuangan perusahaan. Sehingga para pencari kerja harus terus meningkatkan keahlian guna memenuhi kebutuhan pangsa pasar.

“Pelatihan vokasi dan pemagangan bisa menjadi solusi dalam peningkatan skill para pencari kerja sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pasca pandemi dan juga sebagai sarana meningkatkan ketrampilan dan kompetensi tenaga kerja agar siap menghadapi dunia kerja, dapat bersaing dan memiliki produktivitas yang tinggi,” jelas Muhammad Ali.

Canangkan 2021-2022 Tahun Magang

Sementara itu, ditempat terpisah, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyebut, Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan mencanangkan 2021-2022 bakal menjadi the Year of Apprenticeship alias Tahun Magang.

Pemagangan, kata Ida merupakan konsep belajar sambil bekerja (learning by doing). Proses magang akan mengajarkan peserta magang untuk membiasakan diri mengikuti proses pekerjaan yang biasa dilakukan dan yang akan dilakukan.

Melalui magang, peserta tidak hanya melihat dan mendengarkan teori, tetapi mereka juga harus melakukan pekerjaan sesuai ‘Manual Pemagangan untuk Pencari Kerja’ langsung.

Selain program magang dalam negeri, pihaknya juga intens melakukan program pemagangan luar negeri. Hingga kini pihaknya juga masih menunggu kembali proses dibukanya kembali program pemagangan, termasuk magang di Jepang.

Adapun tahapan persiapan peserta pemagangan sampai saat ini, yaitu jumlah peserta magang yang sudah mendapatkan visa dan siap berangkat sebanyak 2.287 orang.

Perinciannya yakni, kerja sama IM Japan dengan Kemnaker sebanyak 88 orang dan Sending Organization sebanyak 2.199 orang.

Sementara pada 2021, yang sudah magang di jepang sebanyak 576 orang. Mengalami penurunan dari tahun lalu disebabkan membatasan pintu masuk pekerja asing imbas dari pandemic Covid-19. (*/Binvogan-1)

Tinggalkan Komentar