Nilai Kemanusian Wujud Budaya Bangsa Indonesia
JAKARTA, Gerbangkaltim.com– Niat yang suci jangan di kotori dengan isu politisasi agama. Itulah yang dikatakan Antonius Benny Susetyo dalam menanggapi fenomena pencopotan label bantuan dari sebuah gereja untuk korban gempa Cianjur oleh sejumlah orang yang beredar di media sosial dalam unggahan akun Instagram @jayalah.negeriku, Sabtu (26/11).
Bantuan kemanusiaan untuk peristiwa-peristiwa bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor kerap kali dicurigai dengan isu-isu yang selalu memainkan isu agama.
Antonius Benny Susetyo atau yang di kenal dengan Romo Benny mengatakan sudah seharusnya bangsa Indonesia bersikap dewasa dalam merespon setiap peristiwa tersebut, dan senantiasa mampu mengolah keragaman/kemajemukan dengan menunjukan bahwa masalah kemanusiaan tidak boleh dikotori oleh yang namanya politisasi agama.
“Misi kemanusiaan adalah misi yang paling mulia, karena misi kemanusiaan yang terbesar adalah bagaimana kita berbela rasa dan misi kemanusiaan itu adalah tindakan dimana kita mencintai sesama kita. Mencintai sesama tidak mengenal diskriminasi, tidak mengenal suku, etnis, dan tidak mengenal perbedaan, karena setiap orang yang mencintai Tuhannya pasti mencintai manusia. mak kita menjadi bangsa harus menghayati nilai-nilai pancasila”, Tutur Romo Benny
Romo Benny menyampaikan pentingnya penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam upaya menyetop tindakan-tindakan intoleran dan tindakan yang menodai misi kemanusiaan.
“selain Pancasila menjadi alat pemersatu, Pancasila juga menjadi falsafah ideologi dan pandangan kita, dan menghayati Pancasila berarti kita membantu sesama yang memerlukan bantuan, maka peristiwa bencana alam hendaknya jangan dijadikan permaianan isu politisasi agama”, Ucap Romo Benny.
Benny meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki bela rasa yang besar dan dengan semangat gotong royong yang besar, Benny mengajak masyarakat agar jangan mencederai nilai kemanusiaan dengan menggunakan isu-isu polisasi agama.
“Kita yakin bangsa ini mampu untuk membangun komitmen persaudaraan dan kebersamaan. Karena setiap anak bangsa yang hadir di Indonesia dituntut untuk saling berbagi, saling memberi dan kita saling memiliki semangat gotong royong yang tidak mengenal batas suku, etnis, dan juga tidak mengenal perbedaan dan kita semua adalah anak-anak bangsa yang mencintai Pancasila”, tutup Romo Benny kepada Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Media (2/12)./erwe.
BACA JUGA