Pemkab PPU Sinergi Antar Daerah dalam Penuhi Pasokan Pangan

Pemkab PPU Sinergi Antar Daerah dalam Penuhi Pasokan Pangan

PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terlibat dalam High Level Meeting bersama Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Balikpapan dan Kabupaten Paser Kamis (24/4/2025) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan. Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Abdul Waris Muin.

Ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan lonjakan harga pangan yang terjadi di PPU agar inflasi tetap terjaga. Ia membeberkan, hingga Maret 2025, inflasi PPU di angka 1,19 persen.

Menurutnya, lonjakan jumlah penduduk akibat pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi tantangan baru dalam menjaga keseimbangan suplai dan permintaan pangan.

Kerja sama antar daerah menuntut Waris adalah yang paling efektif menjaga inflasi tetap stabil. Pasalnya inflasi ini dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat.

“Terutama dengan daerah surplus sumber pangan,” katanya.

Ia menyampaikan harapannya terkait sinergi antar daerah, khususnya dalam distribusi dan pasokan  komoditas beras, cabai dan telur. Kerja sama harus jelas dan saling menguntungkan.

BACA JUGA:

“Bagaimana memaksimalkan Perumda sebagai jembatan distribusi antara daerah untuk saling menjaga ketersediaan,” katanya.

Selain itu juga penting melibatkan pelaku usaha dan petani lokal sebagai upaya memberdayakan mereka. Menurutnya pengendalian inflasi bukan hanya tugas satu orang atau satu lembaga, melainkan kolaborasi seluruh unsur pemerintahan.

Di kesempatan ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan mengatakan, PPU hampir sama dnegan Balikpapapan. Yang mana penyumbang inflasi terbesar adalah komoditas tomat dan daging ayam, cabai rawit dan ikan layang.

Maka menurutnya penting dilakukan sinergi dan kerjasama dengan daerah terdekat yakni Balikpapan dan Paser.

“Mari kita fokus memenuhi kebutuhan masing-masing. Minimal tiga daerah bisa berbagi informasi dan saling berbagi komoditas,” ujarnya.

Perumda dan pelaku usaha juga dapat dilibatkan yang diharapkan bisa menjaga inflasi dalam level 2,5 persen plus minus 1 persen. Dengan membuat bisnis model yang baik, upaya menstabilkan harga dapat dilakukan. Selain juga lebih efisien jika Kaltim bisa saling memenuhi kebutuhan ini.

“Dengan kepastian kecukupan pasokan, karena rantai pasokan diperpendek. Maka harga lebih terkendali,” pungkasnya. (Adv)

Tinggalkan Komentar