Penyakit Gondongan Meningkat, DKK Temukan 72 Kasus

Pemkot Balikpapan
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan melihat adanya peningkatan yang cukup signifikan penyakit gondongan terhadap anak. Berdasarkan data jumlah penderita terdata ada sebanyak 71 kasus penyakit gondongan anak pada periode bulan September 2024, dimana jumlah meningkat cukup tinggi jika dibandingkan pada periode Juli-Agustus 2024 kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati mengatakan, gondongan atau porititis (mumps) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gondongan adalah peradangan kelenjar ludah di bagian samping wajah (parotis) akibat infeksi virus.

“Kassunya meningkat cukup signifikan, jika pada bulan Juli itu ada 19 kasus, kemudian Agustus ada 38 kasus, dan September tercatat ada 72 kasus,” ujarnya, Rabu (9/10/2024).

Menyerang pada anak usia 5-9 tahun

Dikatakannya, mayoritas dapat menyerang anak-anak atau siswa sekolah. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada sisi wajah di bawah telinga. Gondongan dapat menular dan umumnya diderita oleh anak-anak berusia 5–9 tahun.

“Virus ini menginfeksi kelenjar parotis atau kelenjar produksi air liur, sehingga memicu pembengkakan,” jelasnya.

Alwi menjelaskan, untuk penanganan penyakit ini harus diantisipasi dengan baik. Hal ini agar tidak memicu kepada infeksi komplikasi pengidapnya. Dan salah satunya dapat dicegah dengan pemberian vaksin MMR (measles, mumps, rubella).

“Karena virus ini mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah, atau air liur, atau cairan hidung,” tukasnya.

Penyakit gondong masih belum tergolong wabah

Diakuinya, meski Kota Balikpapan turut menyumbang catatan kasus gondongan, tren angka tersebut tidak tergolong sebagai wabah.

Dalam kesempatan itu, Alwiati menambahkan, DKK Balikpapan tengah melakukan survei lapangan untuk kewaspadaan dini sebagai upaya pencegahan terkait penyakit gondongan tersebut.

“Gondongan bukan sebagai virus yang sangat berbahaya, itu sama seperti influenza. Jadi kalau sudah badan dirasa demam, libur dan istirahat, jangan dipaksa sekolah dulu,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar