Persoalan Banjir di Balikpapan, Ini Upaya Pemkot Untuk Mengatasinya
Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Persoalan banjir di Kota Balikpapan bukan merupakan hal baru, sejak tahun 1979 dengan kondisi kota yang masih belum banyak pengembangan pembangunan, kawasan Kampung Damai sudah mengalami banjir.
Di Kota Balikpapan ada siklus banjir 10 tahunan, di tahun 2002, tahun 2012 dan tahun 2022 Balikpapan juga mengalami banjir besar. Banjir tahun 2002 sampai merendam Pasar Sepinggan sehingga para pedagang mengalami kerugian besar.
Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadis Kominfo) Kota Balikpapan, Zulkifli mengatakan, sebenarnya warga Balikpapan yang bermukim di kawasan-kawasan rawan banjir seperti di kawasan Das Ampal Jalan beller dan Gang Mufakat Kampung Damai, tentu sudah memiliki mitigasi antisipasi banjir.
“Warga dikawasan ini membangun rumah panggung dan mempersiapkan evakuasi diri saat terjadi banjir,” ujarnya, Kamis (5/9/2024).
Dikatakannya, banjir yang terjadi di Kota Balikpapan pada umumnya terjadi di Kawasan DAS, sehingga pengendalian banjir yang dilakukan oleh Pemerintah Kota berbasis DAS.
Terdapat 8 DAS di Kota Balikpapan dengan 88 titik banjir, yaitu DAS Somber dengan 12 titik banjir, DAS Wain 1 titik banjir, DAS Pandansari 4 titik banjir, DAS Klandasan Kecil 9 titik banjir, DAS Ampal 32 titik banjir, Das Lamaru-Solok Api 3 titik banjir, DAS Batakan-Manggar 14 titik banjir, dan DAS Sepinggan 12 titik banjir.
“Data empirik Dinas PU mencatat sesungguhnya sudah terjadi penurunan jumlah titik banjir dari waktu ke waktu, dimana pada tahun 2021 terdapat 79 titik banjir, tahun 2022 ada 60 titik banjir, dan tahun 2023 ada 57 titik banjir,” jelasnya.
Menurut Data Kebencanaan Kota Balikpapan pada tahun 2024 terdapat 38 titik banjir. Luas cakupan kawasan banjir tersebut diatas adalah seluas 244 ha, hanya 2,06% dari luasan kawasan permukiman di Kota Balikpapan seluas 11.826 ha, atau hanya seluas 0,47% dari seluruh luas wilayah Kota Balikpapan 51.644 ha.
Zulkifli yang juga menjabat sebagai Asisten I Bidang Tata Pemerintahan Kota Balikpapan menambahkan, untuk penanggulangan banjir memerlukan dukungan kemampuan anggaran yang besar dalam membangun sapras terutama drainase dan bendali pengendalian banjir, tertib kesesuaian kegiatan memanfaatkan ruang dan perilaku Masyarakat.
“Dari aspek anggaran kebutuhan untuk DAS Prioritas saja memerlukan dana 2,6 T, khusus DAS Ampal yang memiliki sebaran titik banjir paling banyak 32 titik banjir memerlukan dana sekitar 1,6 T, sehingga pengerjaan DAS Ampal tahun 2023/2024 pada titik banjir di Global Sport, perumahan Wika dan Jalan MT. Hayono dengan dana 135 M, baru sekitar 9% dari rencana keseluruhan Masterplan DAS Ampal,” jelasnya.
“Oleh karena itu tentu saja upaya penanggulangan banjir memerlukan waktu yang panjang secara bertahap, upaya bersama antara pemerintah, kalangan dunia usaha swasta dan masyarakat, sangat diperlukan secara terus menerus dan harus saling mendukung,” tambahnya.
Dikatakannya, Pemkot Balikpapan telah menetapkan langkah pengendalian banjir secara terencana dalam dokumen Masterplan drainase tahun 2005, dan telah direvisi menyesuaikan dengan perkembangan tahun 2013 dan terakhir revisi masterplan tahun 2022.
Pada sisi Pemerintah, upaya penanggulangan banjir tentu saja harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan rekomendasi masterplan. Beberapa kegiatan Pemerintah Kota dalam mewujudkan hal tersebut, antara lain :
1. Pembangunan beberapa segmen saluran drainase dengan memperlebar saluran mengacu pada dimensi saluran yang disusun dalam master plan sebagai acuan dimensi minimum. Program dan kegiatan tahun 2024 meliputi :
• Drainase Jalan Sukarno hatta KM 17 Karang joang;
• Drainase RT 34 Kel. Karangjoang (Lanjutan);• Drainase RT 32 Kel. Karang Joang (Lanjutan);
• Drainase Sal. Sekunder Straat III Hulu;
• Saluran Primer Sepinggan (lanjutan);
• Saluran Primer Lamaru;
• Saluran Primer Batakan Besar;
• Saluran Sekunder Balikpapan Baru;
• Saluran tersiaer Ampar lestari I;
• Drainase Jalan Ruhui Rahayu;
• Jalan Tepo Kel. Karangjoang;
• Penanganan Bendali Telaga sari;
• Peningkatan Bendali Blok I;
• Pembangunan Bendali Gunung Bahagia;
• Pembangunan Bendali Gang Kantil (lanjutan);
• Peningkatan Primer Klandasan Kecil;
• Saluran Sekunder Sepinggan Baru;
• Drainase RT. 54 Manggar;
• Drainase Jl. Sultan Hasanuddin Kel. Karangjoang;
• Saluran Primer Telindung.
2. Mempertahankan tampungan-tampungan air yang sudah ada, dengan pekerjaan revitalisasi bendali-bendali seperti ditahun 2024 dilakukan pekerjaan perbaikan dan penataan bendali Telagasari, bendali Blok 1, Bendali Gang Kantil, bendalai Gunung Bahagia, bendali Balikpapan Baru;
3. Menambah tampungan baru dengan melakukan pembebasan lahan 10 hektar bendali Ampal Hulu;
4. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah Provinsi dan Pusat dalam peningkatansaluran drainase dan bendali, diantaranya pembangunan drainase Depsos atas dan bawah, normalisasi bendali Wonorejo yang dilaksanakan oleh SDA PUPR Provinsi Kaltim;
5. Peningkatan peran serta masyarakat dan lembaga dalam pemeliharaan saluran drainase, sehingga fungsi drainase menjadi maksimal diantaranya dengan kegiatan Padat Karya, Gaban (gerakan bersih saluran) dan Karya Bhakti TNI;
6. Kegiatan normalisasi saluran baik yang dilakukan oleh UPT Drainase dan Boseem ataupun bekerjasama dengan pihak ketiga;
7. Pembangunan pintu air dengan sistem pompa – Pompa Saluran Primer Ampal;
8. Pembangunan drainase bersamaan dengan penataan pedestrian sehingga fungsi drainase maksimal dan penambahan estetika kota, dengan tetap mempertimbangkan pemeliharaan drainase dengan menyediakan manhole dan tali air yang memadai.
Zulkifli menegaskan, selama masih dalam kondisi potensi banjir pada kawasan disekitar 8 DAS dan 88 titik banjir tersebut diatas, maka Pemerintah Kota selain harus terus melakukan upaya upaya penanggulangan banjir tersebut diatas secara konsisten dan berkelanjutan.
“Penting juga yang dilakukan adalah menyiagakan kegiatan taktis operasional bagi warga yang terdampak banjir, seperti memastikan kesiapsiagaan petugas dan perlengkapan evakuasi warga, menyiapkan tagana saat warga mengalami gangguan beraktivitas memasak di rumah ketika banjir, serta melakukan pengaturan kemacetan lalu lintas yang terhambat di titik-titik Jalan yang banjir,” tutupnya.
BACA JUGA