Pertamina Hulu Mahakam Kembangkan Inovasi Pengelolaan Gas Metana dari Sampah Lewat Program Wasteco

Kembangkan Inovasi CSR
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) kembali menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan meluncurkan program unggulan berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di bidang pengelolaan sampah.

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) kembali menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan meluncurkan program unggulan berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di bidang pengelolaan sampah. Melalui program CSR Waste to Energy for Community atau Wasteco, PHM berhasil mengubah tumpukan sampah organik di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi gas metana yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber energi alternatif.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara PHM dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, yang bertujuan menyediakan akses energi terjangkau, andal, dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar TPAS Manggar. Selain memberikan manfaat energi, program Wasteco juga mendukung aktivitas ekonomi sekitar dengan memberikan peluang penghematan biaya energi dan membuka peluang usaha bagi masyarakat.

Manfaat Sosial Ekonomi bagi Masyarakat

Program Wasteco memberikan dampak nyata bagi sekitar 1.520 warga dan 28 UMKM perempuan di sekitar TPAS Manggar. Dengan mengubah gas metana dari sampah menjadi energi, masyarakat mampu memanfaatkan sumber energi baru yang mendukung kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada gas elpiji, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Hingga Agustus 2024, program ini telah mengelola sampah dan menghasilkan gas metana sebesar 820.800 meter kubik per tahun, yang disalurkan ke 380 sambungan rumah. Pemanfaatan gas metana ini berhasil menghemat biaya rumah tangga dan operasional UMKM hingga Rp456 juta per tahun.

Teknologi Migas untuk Pemanfaatan EBT

PHM mengadopsi enam teknologi unggulan dari kegiatan hulu migas untuk mengoptimalkan penangkapan dan pendistribusian gas metana, seperti penggunaan kepala sumur, meter pengukur/gas meter, manifold, separator, pipa distribusi, dan flaring. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan gas metana dari tumpukan sampah yang lebih efisien dan aman untuk digunakan masyarakat.

Dukungan pada SDGs dan Pengurangan Emisi

Program Wasteco sejalan dengan inisiatif Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama pada Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender, serta Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim.

“Program ini tidak hanya mengurangi emisi karbon hingga 296.356 ton CO2eq per tahun, tetapi juga berkontribusi pada penyediaan energi bersih bagi masyarakat serta mendukung pengembangan ekonomi lokal,” jelas Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI).

Keberhasilan Wasteco ini telah menarik perhatian internasional, terbukti dengan diraihnya penghargaan Platinum pada ajang The 15th Annual Global CSR Award & Summit 2023 di Asia Pasifik yang diadakan di Da Nang, Vietnam. Selain itu, pada Juni 2023, program ini juga telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI.

Edukasi dan Replikasi Program

Untuk mendorong keberlanjutan, PHM menjadikan TPAS Manggar sebagai pusat edukasi bagi pemanfaatan EBT gas metana, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri, seperti pemerintah Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan program serupa dapat diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia.

Keberhasilan Program Wasteco ini juga telah direplikasi di Desa Wisata Taro, Gianyar, Bali. Dengan memanfaatkan instalasi metode WASTECO, masyarakat Desa Taro kini mampu mengelola gas metana dari limbah ternak lembu putih sebagai sumber energi alternatif yang mendukung aktivitas restoran di desa wisata tersebut.

PHM Terus Berinovasi untuk Keberlanjutan

Setyo Sapto Edi, General Manager PHM, mengungkapkan bahwa replikasi program ini merupakan wujud kolaborasi multipihak dalam mendukung solusi pemanfaatan EBT yang berkelanjutan melalui transfer pengetahuan dari PHM kepada masyarakat. “Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari sinergi antara perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan solusi energi yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan.”

Dengan berbagai inovasi tersebut, PT Pertamina Hulu Mahakam terus memperkuat komitmen untuk mendukung pelestarian lingkungan, pengurangan emisi karbon, serta pengembangan ekonomi masyarakat melalui program-program CSR yang inovatif dan berdampak nyata.

Sumber: PT Pertamina Hulu Mahakam

Tinggalkan Komentar