PHKT Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu untuk Budidaya Jamur, Dukung Kemandirian Pangan di Penajam Paser Utara

Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu
Program Semur Cendawan, yang merupakan singkatan dari Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan, berhasil menjawab tantangan pengurangan limbah serbuk kayu yang biasanya dibakar dan menghasilkan emisi karbon.

Gerbangkaltim.com, Penajam Paser Utara – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Semur Cendawan berhasil menciptakan pusat pengembangan dan pembelajaran budidaya jamur pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Program ini tidak hanya memanfaatkan limbah serbuk kayu, tetapi juga turut mendorong kemandirian pangan di wilayah tersebut yang kini menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Program Semur Cendawan, yang merupakan singkatan dari Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan, berhasil menjawab tantangan pengurangan limbah serbuk kayu yang biasanya dibakar dan menghasilkan emisi karbon. Dengan program ini, serbuk kayu diubah menjadi media tanam jamur, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi kelompok tani lokal. Inisiatif unggulan PHKT Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) ini bahkan sukses meraih penghargaan Platinum (Elite) pada Nusantara CSR Awards 2024 dan Anugerah Emas PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023.

Sinergi Pengelolaan Limbah dan Kemandirian Pangan

Head of CRC Zona 10 Subholding Upstream Pertamina, Dharma Saputra, menjelaskan bahwa program ini dirintis sejak awal 2022 untuk menjawab permasalahan pengelolaan limbah serbuk kayu yang seringkali hanya dibakar. “Sebelum adanya pendampingan dari PHKT, budidaya jamur tiram di wilayah ini masih dilakukan secara konvensional dan terbatas pada satu kelompok tani. Kini, kami telah membina kemitraan dengan lebih banyak kelompok untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah sekitar,” ujarnya.

Dharma juga menambahkan bahwa pemanfaatan limbah serbuk kayu melalui program Semur Cendawan telah berhasil mengurangi pembakaran limbah sebesar 240 ton per tahun serta mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 40,77 ton CO2eq per tahun. Tak hanya itu, baglog jamur yang sudah tidak terpakai pun dimanfaatkan sebagai campuran pupuk organik bersama kotoran hewan, yang mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 54 ton per tahun. “Ini adalah solusi yang tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani lokal,” tambahnya.

Inovasi Pertanian dan Dukungan SDGs

Berbagai inovasi diterapkan dalam program ini, seperti pembangunan apartemen jamur untuk intensifikasi pertanian di lahan pekarangan, pembentukan pusat pembelajaran budidaya jamur, hingga penerapan teknologi sederhana seperti Sterilisasi Media Jamur dalam Bejana (SEMENJANA) dan Kompor Minyak Jelantah dengan Blower Tenaga Surya (KOMJEN BOSURYA). Kehadiran pusat pembelajaran ini telah menjadi media kolektif bagi masyarakat setempat yang ingin belajar membudidayakan jamur tiram dan hortikultura secara mandiri.

Ketua Kelompok Bintang Jamur, Abdul Wahab, mengungkapkan bahwa pendampingan dari PHKT sejak 2022 telah membawa perubahan besar dalam budidaya jamur di desanya. “Dulu kami hanya mengolah serbuk kayu secara tradisional. Sekarang, dengan teknologi yang diterapkan, kami mampu memanfaatkan limbah menjadi sumber penghasilan baru,” jelas Wahab. Selain itu, PHKT juga memberdayakan ibu-ibu di Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia untuk ikut serta dalam program ini.

Kontribusi Program Semur Cendawan terhadap Pembangunan Berkelanjutan

Program Semur Cendawan sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) seperti Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), Tujuan 2 (Tanpa Kelaparan), Tujuan 5 (Kesetaraan Gender), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), PHKT terus berkomitmen untuk menjalankan program-program CSR yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan kemandirian masyarakat. Sebagai bagian dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang beroperasi di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka, PHKT bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya akan terus mendukung pemberdayaan masyarakat guna menciptakan masa depan yang lebih baik.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai PHI dan program CSR unggulan lainnya, kunjungi situs resmi phi.pertamina.com.

Tinggalkan Komentar