Hasil Pemantauan Data & Democracy Research Hub: Ada Upaya Sistematis Redam Diskusi dan Kaburkan Suara Raykat

Press Release: Hasil Pemantauan Data & Democracy Research Hub
(Foto Ilustrasi AI) Data & Democracy Research Hub dari Monash University, Indonesia, telah menganalisis percakapan terkait demonstrasi "kawal putusan MK" hingga pukul 19.00 WIB. Hasilnya menunjukkan adanya upaya sistematis untuk meredam diskusi mengenai demonstrasi tersebut dan mengaburkan suara rakyat.

Gerbangkaltim.com, JAKARTA, —Data & Democracy Research Hub dari Monash University, Indonesia, telah menganalisis percakapan terkait demonstrasi “kawal putusan MK” hingga pukul 19.00 WIB. Hasilnya menunjukkan adanya upaya sistematis untuk meredam diskusi mengenai demonstrasi tersebut dan mengaburkan suara rakyat. Fenomena seperti ini bukanlah hal baru, seringkali terjadi pada aksi-aksi protes politik sebelumnya, seperti demonstrasi terkait UU Ciptaker dan UU KPK.

Dalam analisis ini, terungkap adanya kontra narasi yang dirancang untuk melawan tagar “kawal putusan MK,” dengan menggulirkan twit-twit seperti “pilih damai bareng prabowo” dan “lebih sejuk lebih nyaman” di platform X.

Berikut beberapa poin penting dari hasil analisis tersebut:

  1. Volume Twit: Terdapat 28 ribu twit dari 13 ribu pengguna yang membahas kontra narasi ini.
  2. Aktor Utama: Tiga besar twit yang paling banyak direpost bukan berasal dari buzzer, melainkan dari pengguna media sosial biasa yang konsisten menggunakan bahasa nonformal.
  3. Pola Visual: Ada kemiripan dalam gambar-gambar yang digunakan, beberapa di antaranya dibuat dengan teknologi AI. Ini terlihat dari latar belakang gambar yang hampir serupa dan wajah orang-orang yang tampak kabur atau buram.
  4. Akun Aktif: Dari 20 percakapan yang paling banyak di-retweet, 13 di antaranya mendukung narasi “pilih damai bareng prabowo,” dengan sebagian besar berasal dari akun yang sama, seperti @ayundhaqh (3x), @cuitcuap_ (2x), @Nindaagustii (3x), dan @info_beragam (2x). Akun @info_beragam, misalnya, telah terlihat mendukung Prabowo sejak 2023. Namun, ada 7 post lainnya yang justru menentang narasi tersebut.
  5. Resistensi Netizen: Lima besar post yang paling banyak di-retweet berisi kontra narasi terhadap “pilih damai bareng prabowo,” menunjukkan bahwa netizen melakukan perlawanan terhadap upaya memviralkan narasi tersebut, dengan mengajak untuk tidak memberikan perhatian, like, atau retweet pada kontra narasi tersebut.***

Catatan Redaksi: Judul telah kami lengkapi pada 23-08-2024 pukul 06.39 WIB.

Tinggalkan Komentar