Prof. Hermawan Sulistyo: Program Binmas Noken Polri Wujud Dari Wajah Sejuk NKRI
PAPUA, Gerbangkaltim.com,–Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Profesor. Hermawan Sulistyo mengatakan, Program Binmas Noken Polri adalah Wujud dari wajah sejuk NKRI atas Papua.
Saat berkunjung ke Kabupaten Lanny Jaya-Papua, Rabu/24/04/2019, untuk melihat secara langsung pelaksanaan Program Binmas Noken Polri, Pria yang akrab disapa Prof. Kikiek itu mengatakan, Konsep Binmas Noken adalah perpaduan kata dari konsep Binmas sebagai satuan pada fungsi operasional kepolisian dan konsep Noken. Noken, merupakan tas tradisional yang bagi orang Papua adalah simbol martabat dan peradaban serta kehidupan. Secara sederhana, Binmas Noken memaknai sebagai operasi kepolisian untuk mengangkat harkat dam martabat kehidupan masyarakat dan rakyat Papua.
“Tugas utama Binmas Noken Polri adalah menjalankan misi atau operasi kepolisian yang bersifat kemanusiaan atau soft approach policing di wilayah Pegunungan Tengah Papua” ungkap Prof. Hermawan Sulistyo.
Lanjutnya, Kapolri sangat memahami situasi perekonomian di wilayah Pegunungan Tengah Papua yang sangat minim, sehingga Satgas Binmas Noken Polri ini bertugas untuk membantu pemberdayaan masyarakat Papua. Program yang dilaksanakan adalah Pendidikan, Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Pengembangan Pariwisata serta pemberdayaan mama mama Papua.
“Khususnya di Kabupaten Lanny Jaya Sendiri, Binmas Noken Polri telah mengembangkan perkebunan kopi, peternakan ternak babi dan kelinci, kami telah meninjau dan melihat langsung dan hasilnya, masyarakat sangat antusias dan menyambut baik kehadiran Binmas Noken Polri”, Tambanya.
Prof. Hermawan Sulistyo juga menambahkan, Program Binmas Noken Polri, tidak Hanya memberikan Modal usaha kepada Masyarakat Papua saja namun, selalu memberikan pendampingan-pendampingan kepada masyarakat lokal secara efektif dan efisien.
“Di Kampung Pulonngu ada dua spot Binmas Noken Polri yaitu Spot Peternakan ternak Babi dan Spot Peternakan Hewan Kelinci. Untuk hewan kelinci itu sendiri, berasal dari kelinci lokal yang mana daya tahannya lebih tinggi sehingga kami melihat jika pendampingan terus dilakukan dengan baik, maka masyarakat lokal tidak lagi menjadi penonton melainkan mereka akan lebih mandiri dan sejahtera dalam menumbuh-kembangkan Ekonomi mereka sendiri”, tutup Profesor Hermawan Sulistyo.
BACA JUGA