Puasa Momentun Tingkatkan Kepekaan Sosial
Oleh : Kasrani Latief
Kabag Fasilitasi Pengawasan dan Penganggaran DPRD Kabupaten Paser
ALHAMDULILLAH saat ini, kita sedang berada di dalam bulan yang dimuliakan oleh Allah serta Nabinya. Di bulan ini umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salah satu rukun Islam yakni puasa. Puasa menjadi salah satu ritual yang unik, karena tidak seperti ibadah lainnya, ibadah puasa selalu mengundang kebahagian serta dinanti kedatangannya oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia.
Adakah keutamaan puasa ini dalam aspek sosial? Sesungguhnya puasa juga mempunyai nilai-nilai sosial. Puasa tidak hanya membahas urusan seorang hamba dengan Tuhannya (hablum minallah), tetapi puasa juga membahas urusan hamba dengan hamba (hablum minannas) atau aspek sosial sesama manusia.
Aspek Sosial Ternyata titik fokus eksistensi puasa bukanlah pada menambah ketaqwaan saja. Bukan hanya kaitannnya antara hamba dan Tuhannya, tetapi juga terdapat kaitan antara sesama hamba. Banyak perihal puasa yang kaitannya antara sesama hamba, antara lain dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa seperjuangan, rasa seimanan sekeyakianan, rasa persaudaraan, rasa lebih memiliki teman ketika sama-sama berpuasa dan juga dapat menebarkan kasih sayang terhadap sesama Muslim yang sedang melakukan ibadah puasa.
Ketika umat Islam berpuasa, di mana sedang berjuang bertahan melawan rasa lapar yang melilit perut, haus yang mencekik tenggorokan, di situ membuat tersadar dan ikut merasakan bagaimana rasanya ketika menjadi seorang yang dalam keadaan kekurangan. Ikut merasakan penderitaan saudara sesama Muslim yang memang dalam kesehariannya selalu lapar dan haus karena memang memiliki kondisi ekonominya serba kekurangan. Jika umat Islam dapat merasakan kesusahan yang dirasakan oleh saudaranya yang dalam kekurangan, maka di situ akan tergugahlah jiwa sosial seorang Muslim.
Setelah mengetahui bagaimana rasanya hidup dalam rasa lapar dan kekurangan karena tempaan puasa, diharapkan akan tumbuh kesadaran dan pada akhirnya mau saling membantu dan mengulurkan tangan pada saudara yang kekurangan.
Pentingnnya kepekaan social ini kita miliki, di dalam surat Al Maun bahkan dijelaskan bahwa orang yang mendustakan agama adalah orang-orang yang tidak memiliki kepekaan sosial. Bahkan Nabi Muhammad SAW dengan tegas mengatakan bahwa, “Tidaklah beriman orang yang tertidur dalam keadaan kenyang namun tetangganya masih kelaparan (HR. Muslim).”
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa kepekaan atau kepedulian merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh sebagian orang. Padahal hal ini merupakan salah satu nilai penting yang harus dimiliki oleh semua orang karena kodrat kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, sehingga membutuhkan kepekaan atau kepedulian satu sama lain. Oleh karena itu hal ini memerlukan proses melatih dan mendidik.
Alangkah lebih baik jika kepekaan sosial ini dilatih dan dididik sejak dini. Nah, keluarga merupakan tempat pertama untuk melatih kepekaan sosial seseorang. Mengapa demikian? Karena keluarga merupakan tempat setiap individu dibesarkan dan lingkungan keluarga tidak akan terlepas dari setiap aktivitas yang dilakukan individu.
Jika kepekaan sosial ini sudah ditanamkan sejak dini maka dalam diri setiap individu akan muncul dan berkembanglah sikap kepekaan atau kepedulian sosial yang sangat diperlukan dalam hidup bersama dimasyarakat. Barulah muncul tempat-tempat lain yang kemudian dapat meningkatkan kepekaan sosial seseorang seperti sekolah, tempat organisasi, masyarakat, dan tempat lainnya. Kepekaan sosial ini juga bisa dilakukan dilingkungan sekitar melalui sosialisasi singkat yang mungkin dilakukan oleh sebuah organisasi dan diikuti oleh masyarakat sekitar pula yang tentunya bisa mempengaruhi pikiran setiap individu untuk mempunyai kepekaan atau kepedulian sosial, yang selanjutnya bisa dipraktikkan.
Dengan demikian, salah satu hikmah dari puasanya ini adalah tergugahnya jiwa sosial pada diri umat Islam. Walhasil, pada momentum bulan yang penuh rahmah ini, marilah kita tingkatkan rasa solidaritas dan kepekaan sosial sekaligus toleransi kita terhadap sesama, setelah melewati puasa Ramadhan ini, tergugahlah jiwa sosial umat Islam yang kemudian menjadikan terciptanya suatu tatanan masyarakat Muslim yang sejahtera, saling mengasihi dan menyayangi.
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 H, semoga puasa mampu menjadikan kita sebagai muslim yang memiliki kepedulian social tinggi. Aamiim Yarobbal Alamin. (GK)
BACA JUGA