Puasa Ramadan Mengajarkan Kesetaraan Bagi Umat Muslim

Oleh : Kasrani*

Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.

Sedangkan arti shaum menurut istilah syariat adalah menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa, disertai niat oleh pelakunya, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Artinya, puasa adalah penahanan diri dari syahwat perut dan syahwat kemaluan, serta dari segala benda konkret yang memasuki rongga dalam tubuh (seperti obat dan sejenisnya), dalam rentang waktu tertentu yaitu sejak terbitnya fajar kedua (yaitu fajar shadiq) sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh orang tertentu yang dilakukan orang tertentu yang memenuhi syarat yaitu beragama islam, berakal, dan tidak sedang dalam haid dan nifas, disertai niat yaitu kehendak hati untuk melakukan perbuatan secara pasti tanpa ada kebimbangan.

Puasa Ramadan yang dilaksanakan setiap tahunnya bukan hanya sekadar kegiatan menahan lapar dan dahaga dari menjelang terbit hingga terbenamnya matahari. Ibadah yang dilakukan selama satu bulan penuh ini ternyata mengajarkan umat Islam tentang kesetaraan. Puasa  Ramadhan memberikan pendidikan kepada kaum muslim tentang sikap

kesetaraan. Ketika berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah tanpa memandang kedudukan, suku, daerah dan sebagainya.

Dalam bulan ramdhan ini, umat Islam diajak untuk merasakan ‘rasa’ yang sama. Dengan berpuasa, orang yang beriman diharapkan bisa memahami bagaimana sulitnya masyarakat yang terbatas sumber dayanya, Bagi mereka tidak mampu rasa lapar dan haus itu mungkin saja dialami mereka hampir setiap hari.

Bagi kita di bulan puasa Ramadan, akan mampu mengetahui apa yang selama ini dirasakan oleh mereka. Selain perihal kesetaraan, ibadah puasa juga melatih umat Islam untuk memiliki rasa empati. “Ibadah puasa bukan hanya untuk beribadah kepada Allah, melainkan juga memperhatikan hubungan kita dengan sesama (manusia).

Bulan Ramadan merupakan bulan kesamaan. Hal itu mengacu pada ayat Alquran yang mengatakan bahwa seluruh manusia itu sama derajatnya, yang paling mulia ialah mereka yang bertaqwa. Karenanya, dalam ajaran Islam yang sangat menekankan kesamaan derajat itu, tidak boleh ada satu pun yang merasa kedudukannya lebih tinggi dan merendahkan orang lain.

Pada bulan puasa juga diajarkan kebersamaan, karena puasa serentak semua umat muslim merasa lapar dan merasa haus dengan durasi waktu tertentu. Secara bersamaan juga mereka berbuka dan imsak pada jam yang sama. Tidak ada yang boleh mendahului. Semua diatur dalam waktu-waktu sesuai dengan wilayahnya masing-masing, dan ini ditaati oleh semua umat muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Untuk mencapai ketaqwaan, manusia harus bisa mentransformasikan ibadah puasa itu ke dalam perilaku yang baik terhadap sesama makhluk-Nya. Puasa adalah ibadah dalam rangka mentransformasikan diri kita. Untuk meningkatkan hubungan kita dengan sesama manusia, dengan lingkungan. Karena ini semua, taqwa diharapkan bisa dicapai dari ibadah puasa.

Dalam suatu riwayat dijelaskan pada zaman Rasulullah, ada sebuah pertanyaan penting yang diajukan terkait status, kualitas ibadah puasa Ramadan kita dan yang menentukan apakah kita benar-benar menjadi sosok-sosok yang mendapatkan ampunan Allah SWT, atau hanya pengembira saja. Sahl bin Mu’adz, meriwayatkan dari ayahnya, berkata, “Sesungguhnya ada seseorang lelaki bertanya kepada Rasulullah siapakah orang yang terbaik dan paling besar pahalanya saat berpuasa?” Lalu Rasulullah menjawab, “Mereka yang paling banyak zikirnya kepada Allah SWT”.

Dengan demikian yang paling besar pahalanya ialah yang paling banyak berzikir dan mengingat Allah SWT, bukan yang paling lapar, bukan yang paling haus. Umat muslim harus mengingat baik-baik, bahwa yang paling baik ialah yang paling banyak berzikir, mengingat Allah SWT. Semakin kita banyak mengingat Allah, setiap aktivitas diisi dengan zikir, maka puasa kita akan menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, Allah akan memuliakan umat muslim pada saat berpuasa dan memperbanyak berzikir. Harapan kita semua semoga Ibadah Puasa yang kita laksanakan akan mendapat pahala yang berlipat ganda dan akan menjadikan kita bertaqwa kepada Allah SWT.

*Ketua GPMB Kabupaten Paser

Tinggalkan Komentar