Puasa ramadhan sebagai sarana meningkatkan Kesabaran

 

Oleh : Kasrani Latief
Ketua 1 Komnasdik Prov. Kaltim

SALAH satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita semua adalah kembali mempertemukan kita dengan bulan yang sangat agung, yaitu bulan Ramadhan, untuk merasakan kembali nikmat berpuasa. Dengan berpuasa, kita semua bisa lebih mengerti arti dari seteguk air bagi tenggorokan yang haus. Dengan puasa, kita lebih tau manfaat sepiring nasi bagi perut yang sedang lapar.   Kendati demikian, puasa tidak hanya memiliki arti menahan diri dari haus dan lapar, lebih dari itu juga mengajarkan kepada kita semua perihal cara untuk melatih diri dengan bersabar.

Orang yang sedang berpuasa tidak diperkenankan mengonsumsi dan mengerjakan hal-hal yang diperbolehkan di waktu tidak berpuasa sebelum sampai pada waktunya, yaitu berbuka. Artinya, kita semua dituntut oleh Allah untuk bersabar sebelum mencapai waktu diperbolehkan makan, minum, dan lainnya.   Karena itu, tujuan pokok di balik disyariatkannya puasa adalah agar orang-orang yang berpuasa dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183).
Ada begitu banyak hikmah dari pelaksanaan ibadah puasa (shaum) di bulan Ramadhan salah satunya adalah bagaimana melatih kesabaran. Menarik untuk dibahas dalam hal ini adalah hubungan puasa dengan ketakwaan itu sendiri. Mengapa Allah menjadikan takwa sebagai tujuan pokok daripada puasa, mengapa bukan lainnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sabar ada dua. Pertama, pengertian sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Kedua, pengertian sabar adalah tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.

Sederhananya, pengertian sabar adalah sikap menahan emosi dan keinginan. Sikap sabar adalah adalah kemampuan untuk bertahan dalam keadaan sulit. Kesabaran mungkin melibatkan ketekunan dalam menghadapi penundaan. Pengertian sabar juga digambarkan sebagai toleransi terhadap provokasi tanpa menanggapi dengan tidak hormat atau kesabaran ketika berada di bawah tekanan, terutama ketika menghadapi kesulitan jangka panjang. Perilaku sabar digunakan untuk merujuk pada sifat karakter yang tabah.

Dalam Islam, sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-shabru yang berarti tahan. Dari makna kata tersebut dapat dipahami bahwa sabar adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur. Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah SWT.
Sabar adalah salah satu keutamaan hidup terbaik dalam Islam. Melalui sabar, muslim percaya bahwa seorang individu dapat tumbuh lebih dekat dengan Tuhan dan dengan demikian mencapai kedamaian sejati. Ditegaskan pula dalam Islam, bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar, lebih khusus lagi dalam musibah dan penderitaan.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Pada bulan tersebut Allah SWT melipatgandakan pahala atas segala kebaikan yang dilakukan. Bulan suci Ramadhan juga merupakan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, di bulan yang mulia ini hendaklah kita meningkatkan kualitas diri, salah satunya dengan melatih sifat kesabaran.
Puasa ialah ibadah yang sangat istimewa karena merupakan madrasah kemanusiaan, saat manusia ditempa, dibimbing, dan dilatih kesabarannya saat bulan Ramadan. Saat kita berpuasa, terjadi keintiman kita dengan Allah SWT karena hanya kita dan Allah yang tahu apa yang kita lakukan. “Saat berpuasa, latihan totalitas karena Allah. Ada harta milik sendiri minuman milik sendiri, istri sendiri, tapi kita meninggalkan syahwat, makan, dan minum karena Allah.

Sabda Rasul, “Puasa itu separuh dari kesabaran kita”. Sabar melawan hawa nafsu, sabar tidak melakukan kemungkaran. Karena itu, dari puasa kita tidak semua sempurna. Berpuasa bukanlah hal yang mudah bagi umat manusia.
Imam Al Ghazali membagi tingkatan puasa menjadi tiga level, yaitu puasa umum, puasa khusus dan puasa yang sangat khusus. Pertama. Puasa umum adalah Puasanya orang pada umumnya ialah yang hanya puasa perut dan syahwat, tidak makan, tidak minum, tidak ada arti lain. Hanya menggugurkan kewajiban tapi faedah dan hikmah berpuasa tidak dapat. Kedua. Puasa khusus atau istimewa, yakni umat manusia yang meninggalkan dosa-dosa dari organ tubuhnya. Puasa yang dapat meninggalkan dosa mata saat melihat, telinga saat mendengar, mulut saat berbicara, bahkan tangan saat mengetik. Berpuasa dari kemungkaran mencaci dan menyakiti orang. Pada saat menjalankan puasa, kita merasa sangat dekat dan selalu diawasi oleh Allah. Ketiga. Puasa yang sangat istimewa adalah puasa hati dari keinginan-keinginan yang rendah seperti memikirkan jabatan dan harta duniawi. Artinya, saat menjalankan puasa kita tidak teringat dengan hal lain, kecuali Allah. Ini agak sulit dilaksanakan hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah, yang sehari penuh hanya terpikir Allah, tidak pernah terlintas hal lain.
Kesempurnaan puasa kita menjadi orang sabar, sabar meninggalkan kepentingan diri, sabar meninggalkan dunia, inilah yang disebut bahwa Allah memberikan pahala tanpa batas. Tanda-tanda puasa diterima oleh Allah yaitu manakala kita memiliki perubahan pada diri kita, kembali pada kefitrahan kita, meningkat ibadah kita, takwa kita, itulah tanda puasa kita diterima Allah.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas sekali bahwa puasa adalah pendidikan meningkatkan kesabaran kita, semoga dengan pendidikan kesabaran melalui puasa di bulan ramadhan ini akan memberikan kesabaran yang paripurna kepada kita semua. Selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 H. (*/)

Tinggalkan Komentar