Putra-Putri Dayak Berkompetisi di Seleksi Akpol, Mengenal Budaya Lain, dan Menjadi Lebih Toleran

Putra-Putri Dayak Berkompetisi di Seleksi Akpol, Mengenal Budaya Lain, dan Menjadi Lebih Toleran
Dua anak asli suku Dayak, Nathanael dan Josepha Angela Ivana Wirahmawan, turut berpartisipasi dalam seleksi taruna dan taruni Akademi Kepolisian (catar Akpol) 2024. Mereka mengaku sangat antusias dengan keberagaman suku dan agama yang mereka temui selama masa karantina rekrutmen tingkat pusat ini.

SSDM POLRI, Gerbangkaltim.com – Dua anak asli suku Dayak, Nathanael dan Josepha Angela Ivana Wirahmawan, turut berpartisipasi dalam seleksi taruna dan taruni Akademi Kepolisian (catar Akpol) 2024. Mereka mengaku sangat antusias dengan keberagaman suku dan agama yang mereka temui selama masa karantina rekrutmen tingkat pusat ini.

 

Nathanael adalah catar Akpol dari pengiriman Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), sedangkan Josepha adalah catar dari Polda Kalimantan Selatan (Kalsel).

 

“Saya banyak bertemu teman-teman dari berbagai daerah dengan bahasa dan adat istiadatnya sendiri,” ungkap Nathanael kepada wartawan saat ditanya tentang pengalaman barunya selama mengikuti proses seleksi tingkat pusat Akpol.

 

Hal ini disampaikan Nathanael sesaat sebelum persiapan gladi bersih tahap pemeriksaan penampilan (rikpil) di Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (24/7/2024) pagi.

 

Nathanael memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari budaya serta karakter individu dari berbagai daerah. Menurutnya, ini adalah pengalaman yang jarang terjadi.

 

“Kami di sini diwajibkan mandiri, jadi saya belajar membawa diri, inisiatif berkenalan dengan catar lainnya, berbicara tentang pengalaman selama mengikuti seleksi, dan mengenal budaya masing-masing. Itu hal menarik yang saya dapat di sini,” cerita Nathanael.

 

Meski harus bersaing dengan catar lainnya, Nathanael menuturkan keakraban tersebut membuat mereka bersaing secara sehat. “Kami tetap bersaing secara sehat,” imbuhnya.

 

Senada dengan Nathanael, Josepha merasa para catar lainnya memperlakukannya tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Josepha merupakan calon taruni keturunan Tionghoa-Dayak.

 

“Saya merasa teman-teman di sini saling menguatkan. Di awal masa karantina, saya sempat kangen keluarga karena dari kecil sampai besar tidak pernah jauh dari keluarga. Jadi saat saya sedih, mungkin teman-teman melihat saya nangis, mereka selalu membuat saya tertawa,” jelas Josepha.

 

Dia mengakui awalnya merasa grogi bertemu dengan ratusan catar dari berbagai provinsi. Dari yang dia ketahui, hanya ada dua catar keturunan Tionghoa di tahap seleksi pusat ini, dirinya dan seorang pria asal Jambi.

 

“Ketemu banyak teman baru, tetap saja grogi, pikirannya macam-macam. Saya perempuan sendiri dari polda asal, dan perempuan Tionghoa hanya saya. Ada satu lagi calon taruna dari Jambi. Tapi ternyata teman-teman di sini penerimaannya sangat baik,” ungkapnya.

 

Josepha merasa pengalaman mengikuti seleksi pusat Akpol membuatnya semakin menghargai perbedaan. Dia juga menjadi lebih menghargai waktu dan fokus.

 

“Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Kita di sini kompetisi untuk bisa lolos seleksi, tapi kebersamaan tetap nomor satu. Saya juga belajar lebih menghargai waktu karena semuanya sudah terjadwal ketat, dan kita tidak boleh pegang HP jadi lebih fokus,” pungkasnya.

 

Saat ini, total ada 492 catar Akpol, putra dan putri yang sedang mengikuti seleksi masuk Akpol tingkat pusat di Kota Semarang. Tahap seleksi meliputi pemeriksaan administrasi, tes akademik, asesmen mental ideologi, pemeriksaan psikologi, penelusuran mental kepribadian, uji kesamaptaan jasmani dan antropometri, hingga pemeriksaan penampilan.

 

Untuk diketahui, panitia seleksi tingkat pusat Akpol dari Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri akan menutup proses seleksi dengan menggelar sidang kelulusan akhir tingkat pusat. Sidang pengumuman kelulusan rencananya digelar pada Senin, 29 Juli 2024.

 

Sumber: Humas SSDM POLRI

Tinggalkan Komentar