Ramadhan momentum memperkuat Loyalitas
Oleh : Kasrani Latief*
Loyalitas adalah kata benda dari kata sifat loyal. Loyal sendiri berarti setia, sedangkan loyalitas berarti kesetiaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), loyalitas adalah kepatuhan atau kesetiaan. Sementara itu, menurut Kamus Merriam Webster, loyalitas adalah kualitas, keadaan, atau contoh dari kesetiaan. Cambridge Dictionary menyebutkan, loyalitas adalah kualitas menjadi loyal.
Loyal adalah kata benda dari sifat tegas dan tidak berubah dalam bersahabat atau mendukung orang atau organisasi. Loyal adalah perwujudan dari sifat setia yang selalu memberikan bantuan dan dorongan.
Dikutip dari Britannica, loyalitas adalah istilah umum yang menunjukkan pengabdian seseorang atau sentimen keterikatan pada objek tertentu. Loyalitas adalah kata beda dari sifat setia yang melekat pada sesuatu, seperti negara, perusahaan, teman, kekasih, klub sepak bola yang didukung, dan sebagainya.
Loyalitas adalah sifat setia yang diwujudkan dalam berbagai macam bentuk tindakan, seperti menepati janji, memberikan dukungan secara penuh, dan menjaga komitmen. Dengan kata lain, loyalitas adalah lawan kata dari pengkhianatan. Sebab, pengkhianatan memiliki komponen makna yang berkebalikan dari loyalitas.
Menurut KBBI, khianat adalah perbuatan tidak setia, tipu daya, perbuatan yang bertentangan dengan janji. Sementara itu, pengkhianatan adalah proses, cara, perbuatan berkhianat atau mengkhianati. Komponen makna dalam kata khianat dan pengkhianatan cenderung berkonotasi negatif jika dibandingkan dengan loyal dan loyalitas.
Loyalitas adalah suatu kondisi sikap mental untuk tetap memegang teguh kesetiaan baik kepada atasan, perusahaan, maupun rekan sekerja.
Bagaimana meningkatkan Loyalitas? Bulan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan Loyalitas ketakwaan kita ke pada Allah SWT. Kita ketahui bahwa saat Ramadhan tiba, seluruh penjuru bumi ramai-ramai mengucapkan, Marhaban yaa Ramadhan.
Masyarakat Muslim Spanyol mengatakan, Feliz Ramadán, mes de ayuno (Selamat Ramadhan, bulan puasa). Ucapan yang tentunya terdengar mesra saat sang kekasih telah tiba. Kesenangan kedatangan ramadhan ini harus dibarengi dengan melakukan ibadah dan amal shalih secara berkesinambungan. Disinilah di bulan Ramadhan ini menjadi momentum memperkuat Loyalitas/ketaatan kita kepada perintah Allah SWT.
Optimalisasi ketaatan selama Ramadhan juga dimanifestasikan dalam ketaatan mental spiritual. Dalam berpuasa Ramadhan terintegrasi tiga kesabaran sekaligus, yaitu kesabaran dalam menaati perintah Allah, kesabaran dalam menjauhi larangan-Nya, dan kesabaran dalam menerima ketetapan-Nya yang dirasa kurang nyaman, seperti haus, lapar, lemas, dan sebagainya. Karena itu, Ramadhan merupakan sekolah kesabaran dan kejujuran (madrasah ash-shabr wa ash-shidq). Kesabaran merupakan separoh dari puasa itu sendiri, sebab tanpa sabar, puasa menjadi tidak bermakna.
Sabar dalam ketaatan dan ibadah adalah salah satu manifestasi dari loyalias/kesetiaan kita kepada Ramadan, karena sejatinya level sabar tersebut adalah yang paling tinggi dan paling berat untuk dilaksanakan. Loyal/Setia kepada Ramadan dengan bersabar dalam beribadah dan beramal shalih di dalamnya hingga Ramadan berakhir merupakan kendaraan yang akan mengantarkan kita kepada tujuan berpuasa yaitu menjadi orang yang bertakwa.
Puasa membuat kita loyal/setia kepada Allah. Ketika puasa terasa lebih berat dengan kondisi cuaca yang sangat panas dan terik, Anda tetap tidak minum meski sebenarnya Anda bisa melakukannya. Anda meyakini Allah memperhatikan setiap gerak gerik hamba-Nya. Anda urung melakukannya karena puasa yang dilakukan adalah untuk Allah. Ini bukti puasa mengajarkan seseorang untuk loyal/setia.
Momentum bertemu Ramadhan pada tahun ini harus disyukuri dengan peningkatan kualitas imun, iman, ilmu, dan amal shalih. Ibadah Ramadhan tahun ini harus diniati dan dijalani dengan target, performa, dan luaran (outcome) yang lebih baik daripada puasa tahun-tahun sebelumnya. Optimalisasi ketaatan penting dijadikan agenda pemaknaan dan aktualisasi puasa Ramadhan secara totalitas.
Hamba yang taat beribadah Ramadhan adalah hamba bertakwa dan beruntung, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadhan 1444 H, semoga lkita semua menjadi hamba yang memiliki loyalitas tinggi dan menjadi hamba yang mendapat predikat Takwa.
*Ketua Pokja Literasi Kabupaten Paser
BACA JUGA