Respon Korban Begal, Patih Apresiasi Sensitifitas Nurani Kemanusiaan Kapolri, ‘Toxic’ Berbuat Baiknya Patut Dicontoh
Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Belum lama ini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan atensi positif yang berbuah manis menjaga citra Polri menjadi lebih baik.
Apresiasi itu didasari oleh kejelian Listyo Sigit menilai semangat juang dan keberanian dari Satrio Mukhti (18) yang menjadi korban begal hingga jari tangannya nyaris putus itu di jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar) pada Sabtu (11/5/2024) lalu.
Usai mengetahui peristiwa itu, Kapolri lantas memberikan penghargaan kepada calon siswa Bintara Polri.
Sang jenderal bintang empat ini pun memberikan kesempatan kepada Satrio agar direkrut mengikuti pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.
Informasi itu disampaikan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya pada Jum’at (17/5/2024).
“Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut,” kata Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, dikutip Senin (20/5/2024).
Menyikapi kebijakan Kapolri ini, Pemerhati Politik dan Hukum ‘Patih’ Muchtar Amar angkat bicara. Ia menilai tindakan Kapolri Listyo Sigit Prabowo patut diapresiasi lantaran menjadi teladan yang baik dan patut pula dicontoh oleh jajarannya.
“Beliau, walaupun selaku pejabat tertinggi di Polri, tetapi memiliki sensitifitas nurani kemanusiaan yang kuat,” ujar Muchtar dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).
Keprihatinan Kapolri itu, kata dia, menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh masing-masing agama maupun kepercayaan itu tumbuh di tubuh Polri yang dinakhodainya.
“Toxic berbuat baik bapak Kapolri itu mesti menjadi inspiriasi setiap anggota Polri, karena kebaikannya itu ‘nature of god’ atau fitrah lahiriahnya boleh jadi sebelum menjadi anggota Polri telah tumbuh pada diri beliau,’ tambahnya.
Dengan demikian, sebut Amar, para komandan satuan wilayah maupun satuan kerja agar belajar toxic berbuat baik seperti yang dilakukan bapak Kapolri.
“Sehingga, berdampak pada kesensitifitas nurani kemanusiaan para pimpinan Satwil dan Satker terhadap sesama, lalu terdorong untuk menyentuh atau mendengar suara hati nurani masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, peristiwa yang menimpa Satrio itu bermula saat dirinya tengah berangkat untuk mengikuti psikotes bintara Polri di SMK Media Informatika Pasanggrahan, Jakarta Selatan, melansir berbagai sumber.
Namun, pas melaju dengan motornya naas menimpa. Pelaku begal berjumlah tiga orang itu mengendarai sebuah motor. Aksi duel satu lawan satu pun tak terhindarkan
Pas terjadi duel, orang pertama kalah, tapi temannya yang tengah langsung turun dan ngeluarin senjata tajam (golok) dan sontak mengayunkan goloknya hingga ditangkis oleh Satrio. Akibatnya, jari kelingkingnya nyaris putus.
Pas dibacok, Satrio nggak merasa tangannya terkena, akibat nangkis pegangan goloknya. Dia terkena bacokan pada tangan dan kaki.
Akibat pembegalan ini, Satrio mengalami luka parah di tangan. Tulang jari kelingkingnya putus, namun masih nyantol.
Satrio lantas terjatuh, sementara para pelaku berhasil membawa kabur motor dan ponsel miliknya.
BACA JUGA