Siaga Banjir, Pemkab PPU Kerahkan Alat Berat Antisipasi Luapan Sungai Riko

Siaga Banjir, Pemkab PPU Kerahkan Alat Berat Antisipasi Luapan Sungai Riko

PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bersiaga penuh menghadapi potensi banjir dalam 20 hari ke depan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU telah mengerahkan sejumlah alat berat guna mengantisipasi bencana, seiring dengan peringatan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi hujan lebat disertai petir di wilayah Kalimantan Timur.

“Kami melihat BMKG mencatat potensi hujan deras di wilayah Grogot, Penajam, Balikpapan, dan Samarinda. Kita harus waspada,” ucap Sekretaris DPUPR PPU, Muhammad Ali Musthofa, Minggu (27/4/2025).

Kondisi cuaca yang tidak menentu serta tingginya intensitas hujan dalam beberapa waktu terakhir membuat risiko banjir meningkat, terutama di daerah rawan seperti Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam. Desa ini memang kerap menjadi langganan banjir saat musim hujan tiba.

Sebagai langkah antisipasi, DPUPR telah menyiagakan excavator long arm untuk mempercepat respons saat terjadi luapan air. Alat berat ini difokuskan untuk menjaga kelancaran aliran air Sungai Riko yang sebelumnya menyebabkan banjir besar.

BACA JUGA:

Pada Senin (21/4/2025) lalu, Desa Bukit Subur dilanda banjir setelah hujan deras mengguyur selama sekitar tujuh jam, menyebabkan Sungai Riko meluap. Sebanyak 10 RT di desa tersebut terdampak, dengan 457 jiwa dari 131 kepala keluarga (KK) harus dievakuasi. Luapan sungai bahkan meluas hingga ke RT 4 Kelurahan Riko.

Ali menjelaskan, pasca-banjir, DPUPR bersama BPBD segera turun ke lapangan melakukan evakuasi warga dan upaya pengerukan di Sungai Riko. Namun pengerukan kali ini bukan untuk mengangkat lumpur sedimentasi, melainkan membersihkan potongan kayu besar yang menyumbat aliran sungai di bawah jembatan RT 4 Kelurahan Riko.

“Sedimennya bukan lumpur, tapi bekas potongan pohon yang menyumbat di bawah jembatan, mengakibatkan Sungai Riko meluap ke permukiman. Inilah yang kami tangani lebih dulu bersama warga agar jembatan bisa dilalui,” paparnya.

Meski sempat terendam banjir, akses menuju lokasi tidak terputus sehingga proses evakuasi dan distribusi bantuan logistik dapat berjalan lancar. Saat ini, upaya normalisasi aliran sungai terus dilakukan untuk mencegah banjir susulan.

Untuk solusi jangka panjang, DPUPR PPU bersama BPBD dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV kini tengah berkoordinasi guna mengatasi pendangkalan di Sungai Riko. Langkah ini diharapkan dapat memperkecil risiko banjir di masa mendatang.

“Kami terus berkoordinasi agar ke depan Sungai Riko bisa mengalir lebih lancar dan tidak lagi membahayakan permukiman warga,” tutup Ali. (Adv)

Tinggalkan Komentar