Termasuk Pembayar Besar, BSB Ewalk-Pentacity Komitmen Bayar Pajak

BALIKPAPAN, Gerbangaltim.com,– PT Wulandari Bangun Laksana selaku Pengelola Pentacity Shopping Venue, akhirnya buka suara terkait kewajiban pajak.

Dalam keterangan persnya kepada sejumlah media, Sabtu, 8 Februari 2020, Direktur Finance Accounting & Legal PT Wulandari Bangun Laksana, Leonardus Sutarman menyatakan, pihaknya merupakan salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Balikpapan.

“Sebagai pengembang yang ada di Balikpapan Superblock, kewajiban yang kami membayar pajak yang diantara adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai Rp 3 miliar per-tahun. Dan ditambah lagi kewajiban pajak lainnya, seperti PB1 hotel, pajak hiburan, parkir, dan lain-lain,” ujarnya.

Sebagai salah satu bukti, tahun 2019 Astara Hotel Balikpapan Superblock (member of PAM Group) baru saja menerima penghargaan dari pemerintah Kota Balikpapan, sebagai “Pembayar pajak terpatuh, serta berperan aktif dalam pembangunan Kota Balikpapan.”

“BSB berlokasi di kawasan prestisius dan strategis di Kota Balikpapan. Kawasan ini merupakan salah satu bukti berkembangnya sektor industri dan ekonomi di Kota Balikpapan,” terang Leonardus.

Selain itu BSB juga merupakan Kawasan bisnis dan hunian terpadu, dan mulai berkontribusi dalam perekonomian Kota Balikpapan sejak tahun 2004, mulai dari penyerapan tenaga kerja daerah sampai Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan luas 16 hektare, yang terdiri dari Ruko, Mall, Hotel, Apartemen, Sekolah dan kawasan Rekreasi air menjadikan Balikpapan Superblock sebagai kawasan komersial terbesar dan terlengkap di Kota Balikpapan dengan akses termudah dari berbagai penjuru kota.

Pada tahun 2009, eWalk Balikpapan Superblock mulai berdiri dan  memberi warna baru untuk Kota Balikpapan, Pada Tahun 2015, Pentacity Shopping Venue beroperasi dan menjadi mall terbesar di Balikpapan sehingga melengkapi Kawasan Balikpapan Superblock menjadi one stop shopping & entertainment. Hal ini tentu saja meningkatkan daya tarik pariwisata.

Turunnya harga minyak dunia pada tahun 2017 memiliki dampak merosotnya perekonomian di Indonesia.

“Kota Balikpapan sebagai kota komoditas migas sudah pasti ikut merasakan dampak melemahnya perekonomian global ini,” jelasnya.

Penurunan harga minyak dunia, menimbulkan dampak langsung terhadap menurunnya aliran investasi dalam sektor ekonomi yang juga mengakibatkan menurunnya pendapatan daerah.

“Saat itu iklim investasi retail maupun pembangunan merosot signifikan, karena menurunnya daya beli masyarakat,” ujarnya.

Namun demikian, PT. Wulandari Bangun Laksana tetap pada komitmen awalnya untuk terus membantu pertumbuhan Kota Balikpapan dengan tetap membangun dan membawa investor dari luar daerah untuk turut berinvestasi di Kota Balikpapan. 

Dengan terwujudnya Kota Balikpapan sebagai Kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), Balikpapan Superblock, Pemerintah Kota Balikpapan, dan seluruh warga kota bersama-sama akan terus membangun Kota Balikpapan menjadi  Kota yang terdepan dalam segala sektor, termasuk sektor industri dan sektor ekonomi. (mh/gk)

Tinggalkan Komentar