Tradisi Yasinan, Penuh Berkah dan Silaturahmi

Yasinan
Warga Griya Prima Lestari, Soekarno-Hatta KM 7, Jalan Purnawirawan, RT 37, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara gelar tradisi Yasinan 17 Agustus 2024, Minggu (11/8/2024).

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – SEMAKIN sibuk dan padatnya aktivitas di Balikpapan jelang upacara kenegaraan Hari Kemerdekaan RI Ke-79 17 Agustus di IKN, tradisi Yasinan malam Jumat masih bisa dirutinkan. Di antaranya warga Griya Prima Lestari, Soekarno-Hatta KM 7, Jalan Purnawirawan, RT 37, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara.

Tradisi yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, terus hidup dan terpelihara dengan baik. Menunjukkan kecintaan dan penghargaan masyarakat terhadap warisan budaya dan kearifan lokal.

“Sudah rutin, setiap kamis malam. Selain membaca yasin, berdoa dan lainnya kami bisa silaturahmi,” ungkap Julak Rumai, warga setempat ditemui Kaltim Post, Kamis (8/8) malam.

Malik Alqodri menambahkan, yasinan dimulai dengan membaca surat Yasin, kemudian dilanjutkan dengan tahlil, dan diakhiri dengan doa bersama.

“Ini menjadi momen mempererat tali persaudaraan antarwarga serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan,” tutur pria murah senyum itu.

Setiap kamis, warga setempat bergiliran, dijadikan sebagai lokasi yasinan. “Tidak ada paksaan. Bebas saja, jika belum ada yang ingin menjadi tuan rumah untuk acara yasinan, kami gelar di Musola Arrozzaq di pemukiman kami,” jelas Julak Rumai.

Yasinan tidak hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi ajang untuk saling menguatkan dan memberi dukungan dalam kehidupan sehari-hari. Saat berkumpul, berbagi cerita, saling memberikan nasehat, saling membantu.

“Hal ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat serta menambah ilmu agama,” timpalnya.

Baim Toha menambahkan, yasinan malam Jumat sebagai warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

“Tradisi ini terus diteruskan oleh generasi mendatang sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya lokal,” tambahnya.

Menurutnya, merawat kearifan lokal seperti yasinan malam Jumat, masyarakat tidak hanya mempertahankan nilai tradisional, tetapi juga menciptakan iklim harmoni, persaudaraan, dan kebersamaan.

“Ini menjadi cermin nyata tentang kekayaan budaya Indonesia yang harus dijunjung tinggi dan diwariskan kepada generasi yang akan datang,” harapnya.

Tinggalkan Komentar