Viral! Pertamax Masuk di Desa-desa, Pertalite Tetap di Kota dan Masuk Jalan Tol? Keprihatinan ‘PATIH’ Bak Puisi!

Tanah Paser, Bicara persoalan subsidi energi seolah-olah tiada habis di negeri NKRI ini.

Pemerhati Politik dan Hukum Muchtar Amar, SH pun mengungkapkan keprihatinannya bak puisi kepada wartawan di Tana Paser Selasa 12/09/2022.

“Setelah pemerintah berencana menaikkan harga BBM Subsidi, ramai pengungkapan kasus-kasus penyalahgunaan BBM Subsidi, seolah-olah sebelumnya tak pernah terjadi”.

“namun, pemimpin negeri seolah-olah tak kuasa mencari solusi pasti nan teruji, sebabkan rakyat di desa-desa dengan yang di kota semakin iri hati”.

“mulai persoalan jalan dan jembatan, listrik, fasilitas pendidikan hingga sentra pengisian subsidi energi, cukup lama selalu buat miris hati, mengapa tak kunjung terurai nan terjangkau ke pelosok negeri tanpa saling iri hati”.

“oh wahai pemimpin negeri, siapakah gerangan yang salah ini, kalian atau anak negeri di ibukota negeri yang sekolahnya kian tinggi, tak mungkin anak negeri di pelosok negeri yang konon lulusan SD negeri dianggap tak mengerti engkau perlakukan seperti anak tiri”.

“kini di desa-desa pelosok negeri engkau masukkan pula sentra pengisian BBM Non-subsidi, sementara di kota-kota, jalan tol dan ibukota negeri tetap nyaman menikmati sentra BBM Subsidi, apakah engkau tetap tak punya hati, anak negeri kecil di kota-kota dan ibukota negeri tak sama kondisinya dengan yang di desa-desa pelosok negeri”.

“mereka tak cukup hanya diberi BLT BBM Subsidi, anak negeri kecil disana sulitnya menikmati BBM Subsidi dan ketika ada di-perjualbeli ke pelosok negeri, harganya pun melambung tinggi bak seperti BBM Non-subsidi, serta tak jarang si-pembeli BBM Subsidi di kota ketika menjual kembali di desa-desa pelosok negeri tak berijin harus masuk bui”

“anehnya, praktik menjual kembali komoditas subsidi energi tetap dilarang di negeri ini, tetapi tetap saja praktik menjual kembali komoditas subsidi energi baik kuota dan harganya masih relatif tumbuh tinggi diperjualbeli ke pelosok negeri dan mungkin saja ke luar negeri”.

“sistem distribusi yang tak adil ini, meskinya harus dicarikan solusi sama halnya dengan sistem distribusi LPG 3Kg subsidi melalui regulasi, mirisnya di Paser kini LPG 3 Kg Subsidi tembus Rp 50ribu diperjualbeli, apakah semua pihak tutup mata dan tuli tak punya hati?”.

 

Sumber foto : Abi Rizal Saamar

Tinggalkan Komentar